Fitrianto-pun menjawanya:”
saya secara tak sengaja nonton layar kaca pada acara di TVRI, hari selasa
tanggal: 31 Mei 2005, pada jam 10:00 di Lumajang Jawa Timur. Acara tersebut
memperbincangkan tentang bisnis sapi. Insya Allah prospeknya menguntungkan bagi
peternakanya. Mudah-mudahan bisa dimanfaatkan sebagai bahan “revitalisasi” guna
membangkitkan semangat dan realisasi memajukan ekonomi warga kita. Apalagi
kalau kita lihat lokasi yang pernah digunakan oleh ayah Pak Arjo yang sudah
meninggal, ternyata memang bagus. Kadang sapinya masih baik dan masih layak
untuk digunakan beRTernak sapi, tempat
luas dan strategis, udara bagus karena dekat sawah. Tempatnya bawera (jembar), sinar
matahari yang menyorotinya juga bagus, karena sinar matahari pagi yang
mengandung sinar ultra violet baik sekali untuk peRTumbuhan sapi dan berfungsi
sebagai pembasmi bakteri yang kurang menguntungkan. SepeRTi kita ketahui sinar
ultra violet mempunyai banyak manfat bagi kita yaitu merubah pro vitamin D
menjadi vitamin D guna peRTumbuhan
tulang, ultra violet bisa membunuh bakteri, bisa juga membantu fotosintesis
atau sebagai energi yang digunakan untuk masak oleh daun-daun tumbuh-tumbuhan
guna penyerapan CO2 melalui stomaza (mulut daun) dan dikeluarkannya o2 atau
oxygen manusia bakal mati. lagi pula lokasi peternakan Pak Arjo dekat dengan
sungai yang airnya selalu mengalir, belum lagi rumputnya cukup banyak seRTa
banyak batang bulir padi yang terbuang apalagi habis panen, dibuang begitu saja
kan mubadzir, padahal masih bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak kelak.
Pada acara tanya jawab di
TVRI tersebut disayangkan bahwa masih ada impoRTir gelap memalsukan dokumen teRTangkap
oleh petugas yang berwajib. Namun anehnya satu komputer yang berisi daging sapi
segar(1 kontainer berisi 250 ekor sapi yang sudah dipotong)yang tadinya pada
saat ditangkap berbeda isi kontainernya dengan keadaan pada saat akan dilelang,
yaitu sudah berubah menjadi sebagian kecil daging dan sebagian besar berisi
jerohan itu dibuang atau untuk pakan anjing karena berkolesterol tinggi dan tak
baik untuk kesehatan. Ada lagi impoRTirnya sudah busuk tak layak dikonsumsi, namun
pada prateknya dijual dipasar-pasar, dan ini sanagat membahayakan pada
kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. Dalam hal impoRT daging ini seharusnya
ada pembaruan peraturan Pemerintah yang tegas karena PP. yang lama sudah perlu
diganti (sejak 1967).
Diharapkan pada PP. yang
akan datang ada aturan tentang perangkat yang diperlukan:
1.
PP. Yang baik berpihak kepada konsumen dalam
negeri, ditegaskan melarang impoRT jerohan. Disebutkan pula tentang jaminan
kehalalannya sembelih. Bagi impoRTer yang mengimpoRT daging busuk agar ditindak
tegas.
2.
Sistem yang baik dan mendukung produk sapi
dalam negeri. ImpoRT sapi maupun daging segar agar dibatasi hanya sesuai dengan
kebutuhan dalam negeri, sehingga ternak
sapi dalam negeri bisa terlindungi.
3.
Bea cukai dan pengawasan lebih ditingkatkan, jangan
ada lagi kecolongan ada daging busuk bisa lolos masuk kepasar-pasar tradisional
sehingga mengganggu kesehatan konsumennya.
4.
Karantina, bekerjasama dengan Dinas peternakan/ kesehatan
sapi, apakah sapi atau daging sapi itu mengandung penyakit apa tidak, misalnya
penyakit antraks yang membahayakan kesehatan konsumennya, bahkan bisa
mengakibatkan kematian. Pengawasan, pemeriksaan, peneRTiban, kedistributor, swalayan,
pasar tradisional agar diperketat.
5.
Pengendalian mutu/Kualitas bisa dilakukan
lewat test laboratorium untuk mengklarisifikan apakah daging itu steril apa
tidak, dan bisa ditest langsung di tempat penjualan daging.
6.
Adanya persyaratan daging yang impoRT, yaitu:
a.
Aman, tidak busuk dan beracun seRTa enak
dimakan karena tidak ada zat pengawet, misall sejenis boraks yang tentu mengganggu
kesehatan dan tidak enak rasanya.
b.
Sehat, tidak mengandung penyakit bila dikonsumsi.
c.
Utuh , asli daging sapi tidak dicampuri
dengan daging selain sapi.
d.
Halal, ada jaminan halal dalam penyembelihannya, karena
mayoritas penduduk indonesia beragama Islam.
Kebutuhan daging sapi bagi
Indonesia sangat banyak, karena jumlah penduduk Indonesia dangat besar <220
juta jiwa, yang tersebar diseantero wilayah Indonesia. Indonesia masih mengimpoRT
kebutuhan sapi setiap tahunnya ada 11 juta ekor sapi. Kebutuhan DKI saja tiap
harinya ada 150 ton daging sapi, sedangkan daerah DKI baru tercukupi itu saja
dari daerah sekitar 20% kebutuhan nasional baru tercukupi sebesar 70 % saja.
Pemenuhan kebutuhan konsumsi
dalam negeri ditingkatkan dengan:
1.
Insiminasi(kawin suntik), dengan penelitian laborat dapat dipesan
spermatozoa X =calon anak sapi betina, dan spermatozoa Y calon anak sapi jantan,
akan dikembangkan ke Dinas PeRTenakan, kita bisa memesan mau calon anak sapi
betina (sp. X) apa mau calon anak sapi
yang jantan (sp. Y) ini bisa digunakan pula untuk perbaikan mutu sapi, genetik,
populasi ternak.
Untuk
sapi potong dapat dikembangkan dengan pembuahan kawin suntik yang berisikan
spermatozoa Y. Sehingga nantinya akan
menghasilkan kelahiran sapi jantan yang akan diternak menjadi sapi potong. Akan
tetapi apabila kita menghendaki sapi betina guna dijadikan sapi perahan susunya,
ya menggunakan spermatozoa X.
2.
Penggemukan , kita masih impoRT anak sapi
dari manca negara untuk digemukan yaitu dengan jalan dikarantinakan. Dalam penggemukan sapipun bermacam-macam
ragamnya, ada yang alamiyah dengan memberikan
makan secukupnya, cara ini yang paling bagus. Ada yang menggunakan obat
perangsang, dengan konsentrat teRTentu agar cepat gemuk, ini bisa beresiko
kurang baik bagi kesehatan yang mengkonsumsi dagingnya. Ada pula sepeRTi yang
terjadi di SurakaRTa dengan memanfaatkan tempat pembuangan sampah dan sapinya
memakan sisa-sisa sampah yang terbuang dan yang bisa dimakan oleh sapi. Sehat apa tidak, wallahu a’lam bishawab.
Tentang kesulitan perawatan
sapi dan penangkaranya bisa di konsultasikan pasa Dinas terkait yang ada pada
setiap kota Kabupaten yaitu: ETR(Assisten teknik Reproduksi).
Mengenai pendanaan kita bisa
berembug pinjam modal KUD atau bank, asalkan proposalnya bisa dipeRTanggungjawabkan,
insya Allah akan dapat modal kerja.
Demikian penjelasan saya, semoga
bisa bermanfaat untuk “revitalisasi” Amin yaa Rabbal’alamin” kata Fitrianto:
“Wassalamu’alaikum Wr. Wb. ”