Mengapa berjilbab itu masih menjadi penghalang bagi sebagian
kaum muslimah.. Asal kita tahu bahwa setiap muslimin dan muslimat itu
bisa diibaratkan cermin. Kanapa cermin sebagai alasannya?? Ya cermin
itu bisa menggambarkan sebagai bayangan kita dan dapat memantulkan
bayangan fisik sehingga menjadi refleksi akhlaq dan tingkah laku. Kita
dapat mengetahui dan melihat kekurangan kita dari saudara muslim yang
seagama dengan kita. Jika cerminan dari saudara kita merupakan cermin
yang baik maka kita ikut menjadi baik, dan apabila dari saudara kita
terdapat cerminan yang buruk bagi kita maka kita wajib untuk
meninggalkannya. Dan jadikan pembelajaran
untuk saling memperbaiki. DP Islami Blackberry Messange, KLIK
DISINI
Kita harus tahu bahwa Islam mengajarkan kita untuk saling
mencintai dan menghormati. Dan salah satu bukti cinta Islam kepada
kita kaum wanita (muslimah) adalah perintah untuk mengenakan jilbab.
Tetapi yang sekarang ini para muslimah pikirkan adalah masih ragu
untuk mengambil sikap bahwa jilbab itu penting dan wajib. Padahal
sudah banyak waktu untuk mengkaji ayat-ayat Al-Qur'an dan
hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang perintah
jilbab. Sudah sekian judul buku engkau baca untuk memantapkan hatimu
agar segera berjilbab. Juga ribuan surat cinta dari saudarimu yang
menginginkan agar jilbabmu itu segera kau kenakan. Lalu apa yang
menyebabkan jilbabmu masih terlipat rapi di dalam lemari dan bukan
terjulur untuk menutupi dirimu? Ada firman Rabb kita
'Azza wa Jalla yang mengatakan, "Katakanlah kepada
wanita-wanita beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan
memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan
mereka kecuali yang (biasa) nampak daripadanya.'" (Qs. An-Nuur: 31)
Dan firman-Nya, "Hai Nabi, katakanlah
kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang
mukmin, 'Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka.' Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali,
karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang." (Qs. Al-Ahzaab: 59) Saudariku, berjilbab
bukan hanya sebuah identitas bagimu untuk menunjukkan bahwa engkau
adalah seorang muslimah. Tetapi jilbab adalah suatu bentuk ketaatanmu
kepada Allah Ta'ala, selain shalat, puasa, dan ibadah lain yang telah
engkau kerjakan. Jilbab juga merupakan konsekuensi nyata dari seorang
wanita yang menyatakan bahwa dia telah beriman kepada Allah Ta'ala dan
Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Selain itu, jilbab juga
merupakan lambang kehormatan, kesucian, rasa malu, dan kecemburuan.
Dan semua itu Allah jadikan baik untukmu. Tidakkah hatimu terketuk
dengan kasih sayang Rabb kita yang tiada duanya ini?
Banyak alasan mengapa seorang muslimah belum mengenakan jilbab,
:
1. "Iman kan letaknya di hati. Dan yang tahu hati seseorang
hanya aku dan Allah."
Duhai saudariku…Tahukah engkau bahwa sahnya iman seseorang itu
terwujud dengan tiga hal, yakni meyakini sepenuhnya dengan hati,
menyebutnya dengan lisan, dan melakukannya dengan
perbuatan? Seseorang yang beramal hanya sebatas
perbuatan dan lisan, tanpa disertai dengan keyakinan penuh dalam
hatinya, maka dia termasuk ke dalam golongan orang munafik. Sementara
seseorang yang beriman hanya dengan hatinya, tanpa direalisasikan
dengan amal perbuatan yang nyata, maka dia termasuk kepada golongan
orang fasik. Keduanya bukanlah bagian dari golongan orang mukmin.
Karena seorang mukmin tidak hanya meyakini dengan hati, tetapi dia
juga merealisasikan apa yang diyakininya melalui lisan dan amal
perbuatan. Dan jika engkau telah mengimani perintah jilbab dengan
hatimu dan engkau juga telah mengakuinya dengan lisanmu, maka
sempurnakanlah keyakinanmu itu dengan bersegera mengamalkan perintah
jilbab.
2. "Hatiku masih belum mantap untuk berjilbab. Jika hatiku
sudah mantap, aku akan segera berjilbab. Lagipula aku masih
melaksanakan shalat, puasa dan semua perintah wajib kok.."
Wahai saudariku… Sadarkah engkau, siapa yang memerintahmu untuk
mengenakan jilbab? Dia-lah Allah, Rabb-mu, Rabb seluruh manusia, Rabb
alam semesta. Engkau telah melakukan berbagai perintah Allah yang
berpangkal dari iman dan ketaatan, tetapi mengapa engkau beriman
kepada sebagian ketetapan-Nya dan ingkar terhadap sebagian yang lain,
padahal engkau mengetahui bahwa sumber dari semua perintah itu adalah
satu, yakni Allah Subhanahu wa Ta'ala? Seperti shalat dan amalan lain yang senantiasa engkau kerjakan,
maka berjilbab pun adalah satu amalan yang seharusnya juga engkau
perhatikan. Allah Ta'ala telah menurunkan perintah hijab kepada setiap
wanita mukminah. Maka itu berarti bahwa hanya wanita-wanita yang
memiliki iman yang ridha mengerjakan perintah ini.
3. "Aku kan masih
muda…" Saudariku tercinta… Engkau berkata
bahwa usiamu masih belia sehingga menahanmu dari mengenakan jilbab,
dapatkah engkau menjamin bahwa esok masih untuk dirimu? Apakah engkau
telah mengetahui jatah hidupmu di dunia, sehingga engkau berkata bahwa
engkau masih muda dan masih memiliki waktu yang panjang? Belumkah
engkau baca firman Allah 'Azza wa Jalla yang
artinya, "Kamu tidak tinggal (di bumi)
melainkan sebentar saja, jika kamu sesungguhnya mengetahui." (Qs.
Al-Mu'minuun: 114) "Pada hari mereka melihat
adzab yang diancam kepada mereka, (mereka merasa) seolah-olah tidak
tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) waktu
pelajaran yang cukup." (Qs. Al-Ahqaaf: 35). Tidakkah engkau perhatikan tetanggamu atau teman karibmu yang
seusia denganmu atau di bawah usiamu telah menemui Malaikat Maut
karena perintah Allah 'Azza wa Jalla? Tidakkah juga engkau perhatikan
si fulanah yang kemarin masih baik-baik saja, tiba-tiba menemui
ajalnya dan menjadi mayat hari ini? Tidakkah semua itu menjadi
peringatan bagimu, bahwa kematian tidak hanya mengetuk pintu orang
yang sekarat atau pun orang yang lanjut usia? Dan Malaikat Maut tidak
akan memberimu penangguhan waktu barang sedetik pun, ketika ajalmu
sudah sampai. Setiap hari berlalu sementara akhiratmu bertambah dekat
dan dunia bertambah jauh. Bekal apa yang telah engkau siapkan untuk
hidup sesudah mati? Ketahuilah saudariku, kematian itu datangnya lebih
cepat dari detak jantungmu yang berikutnya. Jadi cepatlah, jangan
sampai terlambat…
4. "Jilbab bikin rambutku jadi rontok…" Sepertinya engkau belum mengetahui fakta terbaru mengenai
'canggih'nya jilbab. Dr. Muhammad Nidaa berkata dalam Al-Hijaab wa
Ta'tsiruuha 'Ala Shihhah wa Salamatus Sya'ri tentang pengaruh jilbab
terhadap kesehatan dan keselamatan rambut, "Jilbab dapat melindungi rambut. Penelitian dan percobaan telah
membuktikan bahwa perubahan cuaca dan cahaya matahari langsung akan
menyebabkan hilangnya kecantikan rambut dan pudarnya warna rambut.
Sehingga rambut menjadi kasar dan berwarna kusam. Sebagaimana juga
udara luar (oksigen) dan hawa tidaklah berperan dalam pertumbuhan
rambut. Karena bagian rambut yang terlihat di atas kepala yang dikenal
dengan sebutan batang rambut tidak lain adalah sel-sel kornea (yang
tidak memiliki kehidupan). Ia akan terus memanjang berbagi sama rata
dengan rambut yang ada di dalam kulit. Bagian yang aktif inilah yang
menyebabkan rambut bertambah panjang dengan ukuran sekian millimeter
setiap hari. Ia mendapatkan suplai makanan dari sel-sel darah dalam
kulit.
5. "Pakai jilbab itu ribet dan mengganggu pekerjaan. Bisa-bisa
nanti aku dipecat dari pekerjaan." Saudariku… Islam tidak pernah membatasi ruang gerak seseorang
selama hal tersebut tidak mengandung kemaksiatan kepada Allah. Akan
tetapi, Islam membatasi segala hal yang dapat membahayakan seorang
wanita dalam melakukan aktivitasnya baik dari sisi dunia maupun dari
sisi akhiratnya. Jilbab yang menjadi salah satu syari'at Islam adalah
sebuah penghargaan sekaligus perlindungan bagi kaum wanita, terutama
jika dia hendak melakukan aktivitas di luar rumahnya. Maka dengan
perginya engkau untuk bekerja di luar rumah tanpa jilbab justru akan
mendatangkan petaka yang seharusnya dapat engkau hindari. Alih-alih
mempertahankan pekerjaan, engkau malah menggadaikan kehormatan dan
harga dirimu demi setumpuk materi. Tahukah engkau saudariku, siapa yang memberimu rizki? Bukankah
Allah -Rabb yang berada di atas 'Arsy-Nya- yang memerintahkan para
malaikat untuk membagikan rizki kepada setiap hamba tanpa ada yang
dikurangi barang sedikitpun? Mengapa engkau lebih mengkhawatirkan
atasanmu yang juga rizkinya bergantung kepada kemurahan
Allah?
6. "Kalau aku pakai jilbab, nanti tidak ada
laki-laki yang mau menikah denganku. Jadi, aku pakai jilbabnya nanti
saja, sesudah menikah." Wahai saudariku…
Tahukah engkau siapakah lelaki yang datang meminangmu itu, sementara
engkau masih belum berjilbab? Dia adalah lelaki dayyuts, yang tidak
memiliki perasaan cemburu melihatmu mengobral aurat sembarangan.
Bagaimana engkau bisa berpendapat bahwa setelah menikah nanti, suamimu
itu akan ridha membiarkanmu mengulur jilbab dan menutup aurat,
sementara sebelum pernikahan itu terjadi dia masih santai saja
mendapati dirimu tampil dengan pakaian ala kadarnya? Jika benar dia
mencintai dirimu, maka seharusnya dia memiliki perasaan cemburu ketika
melihat auratmu terbuka barang sejengkal saja. Dia akan menjaga dirimu
dari pandangan liar lelaki hidung belang yang berkeliaran di luar
sana. Dia akan lebih memilih dirimu yang berjilbab daripada dirimu
yang tanpa jilbab. Inilah yang dinamakan pembuktian cinta yang
hakiki!
7. "Jilbab itu bikin gerah, dan aku tidak kuat
kepanasan." Saudariku… Panas mentari yang engkau
rasakan di dalam dunia ini tidak sebanding dengan panasnya Neraka yang
akan kau terima kelak, jika engkau masih belum mau untuk berjilbab.
Sungguh, dia tidak sebanding. Apakah engkau belum mendengar firman
Allah yang berbunyi, "Katakanlah: '(Api) Neraka
Jahannam itu lebih sangat panas. Jika mereka mengetahui.'" (Qs.
At-Taubah: 81) Dan sabda Nabi kita shallallahu
'alaihi wa sallam yang artinya, "Sesungguhnya api
Neraka Jahannam itu dilebihkan panasnya (dari panas api di bumi
sebesar) enam puluh sembilan kali lipat (bagian)." [Hadits shahih.
Riwayat Muslim (no. 2843) dan Ahmad (no. 8132). Lihat juga Shahih
Al-Jaami' (no. 6742), dari Shahabat Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu].
8. "Sepertinya Allah belum memberiku
hidayah untuk segera berjilbab." Saudariku… Hidayah Allah tidak akan datang begitu saja, tanpa
engkau melakukan apa-apa. Engkau harus menjalankan sunnatullah, yakni
dengan mencari sebab-sebab datangnya hidayah tersebut.
Ketahuilah bahwa hidayah itu terbagi menjadi dua, yaitu
hidayatul bayan dan hidayatut taufiq. Hidayatul bayan adalah bimbingan
atau petunjuk kepada kebenaran, dan di dalamnya terdapat campur tangan
manusia. Adapun hidayatut taufiq adalah sepenuhnya hak Allah. Dia
merupakan peneguhan, penjagaan, dan pertolongan yang diberikan Allah
kepada hati seseorang agar tetap dalam kebenaran. Dan hidayah ini akan
datang setelah hidayatul bayan dilakukan. Janganlah engkau jual kebahagiaanmu yang abadi dalam Surga
kelak dengan dunia yang fana ini. Buanglah jauh-jauh perasaan
was-wasmu itu. Tempuhlah usaha itu dengan berjilbab, sementara hatimu
terus berdo'a kepada-Nya, "Allahummahdini wa saddidni. Allahumma
tsabit qolbi 'ala dinik (Yaa Allah, berilah aku petunjuk dan
luruskanlah diriku. Yaa Allah, tetapkanlah hatiku di atas
agama-Mu)."Saudariku…Seorang mukmin dengan
mukmin lain ibarat cermin. Bukan cermin yang memantulkan bayangan
fisik, melainkan cermin yang menjadi refleksi akhlak dan tingkah laku.
Kita dapat mengetahui dan melihat kekurangan kita dari saudara seagama
kita. Cerminan baik dari saudara kita tentulah baik pula untuk kita
ikuti. Sedangkan cerminan buruk dari saudara kita lebih pantas untuk
kita tinggalkan dan jadikan pembelajaran untuk saling
memperbaiki.
9. "Jilbab itu pilihan. Siapa yang mau pakai jilbab silakan,
yang belum mau juga gak apa-apa. Yang penting akhlaknya saja
benar." Duhai saudariku… Sepertinya engkau
belum tahu apa yang dimaksud dengan akhlak mulia itu. Engkau menafikan
jilbab dari cakupan akhlak mulia, padahal sudah jelas bahwa jilbab
adalah salah satu bentuk perwujudan akhlak mulia. Jika tidak, maka
Allah tidak akan memerintahkan kita untuk berjilbab, karena dia tidak
termasuk ke dalam akhlak mulia.
Baca
Artikel Lainnya