Anak memiliki masa dimana rasa ingin tahunya sangat tinggi, sikap penasaran terhadap hal-hal baru membuat anak-anak semakin aktif untuk berusaha mencari tahu menangkap informasi dari lingkungan terdekat di sekitarnya, kemudian dia simpan dalam memori di otaknya yang memang sedang kuat-kuatnya di usia ini. Di masa ini anak memang sedang kuat sekali daya ingatnya, segala informasi dapat dengan mudah ditangkap dan disimpan dalam ingatan, sehingga para ilmuwan kesehatan dan pemerhati tumbuh kembang anak menyepakati usia ini sebagai usia emas bagi pertumbuhan anak.
Bagi orangtua muslim tentu tidak boleh melewatkan masa-masa emas ini, di saat rasa ingin tahu yang begitu tinggi dan daya ingat anak sedang kuat-kuatnya, adalah moment yang sangat tepat untuk mengajarkan hal-hal baru kepada buah hati. Ramadhan juga akan menjadi kesempatan emas untuk para orangtua yang memiliki anak di usia emas, tentu dengan penuh kelembutan dan cinta dalam mendidik anak, semoga berkah Ramadhan membantu memberikan hal-hal baru untuk disimpan dalam memori anak sehingga menjadi bekal di kehidupannya kelak agar menjadi generasi penerus dengan keimanan dan keilmuan yang tinggi, menjadi manusia yang bermanfaat bagi sekitarnya yang takut hanya kepada Allah dan menjadi orang-orang yang sebenar-benarnya Takwa. Semoga anak saya dan anak anda semua mendapatkan berkah Ramadhan dan menjadi anak yang dibanggakan orangtua, tumbuh berkembang sebagai anak-anak yang sholih dan sholihah, Amiin. Memang tidak mudah memberikan bimbingan kepada anak di usia tersebut, anak sedang lucu-lucunya bermain kesana kemari menjadi penghibur hati dan cahaya di mata bapak dan ibunya, bagi kita orangtua terkadang muncul sikap terlalu memanjakan anak dengan dalih kasihan memberikan beban tanggungjawab kepada anak yang masih imut dan lucu. Namun di sisi lain kita akan dimintai pertanggungjawaban suatu saat nanti, karena anak adalah amanah yang harus dijaga, dirawat dan dididik dengan ajaran-ajaran Islam yang sempurna. Untuk mengatasi hal tersebut, kita bisa menggunakan tips-tips untuk mendidik anak dengan cara yang santun dan bijak penuh dengan kelemahlembutan sehingga tidak membebani anak dan justru anak akan merasa sangat senang saat kita mengenalkan ajaran-ajaran Islam, hal ini bisa dimulai dari tahap demi tahap sejak anak berada di usia sedini mungkin.
Usia 0-3 tahun, adalah masa emas yang bisa dimanfaatkan mulai dengan mengenalkan anak kepada kegiatan-kegiatan ibadah, saat anak masih menyusui akrabkan dengan suara-suara murottal bisa dengan cara kita membaca al-Qur'an di dekatnya atau memperdengarkan mp3 yang kini dapat dengan mudah didapatkan di toko maupun secara online. Mengenalkan ayat-ayat suci al-Qur'an bahkan bisa dimulai sejak bayi masih di dalam kandungan, para suami biasakan membaca al-Qur'an di dekat istri yang sedang mengandung, surat yang dipilih biasanya Maryam dan Yusuf dengan harapan jika anaknya lahir nanti akan secantik Siti Maryam atau setampan Nabi Yusuf, keduanya selain cantik dan tampan juga mempunyai akhlak yang baik begitu teguh keimanannya, orangtua mana yang tidak ingin memiliki anak seperti Siti Maryam atau Nabi Yusuf, tentu kita semua mendambakan mempunyai anak yang sholih dan sholihah. Penelitian terbaru juga membuktikan secara ilmiah bahwa suara ayat suci akan merangsang otak sehingga syaraf yang berfungsi mengembangkan kecerdasan terbentuk sempurna, janin akan melakukan gerakan-gerakan lembut sebagai respon atas firman-firman yang agung, anda bisa melihat video-video di youtube yang berhasil merekam keajaiban ini dengan teknologi USG. Saat usia kehamilan 4 bulan ada sebuah tradisi yang di Jawa disebut "ngapati" atau "mitoni" di usia kandungan 7 bulan, acara tersebut mengundang sanak saudara untuk "khatmul qur'an" yaitu membaca al-Qur'an sampai khatam, biasanya dibagi beberapa orang untuk membaca satu atau beberapa juz sehingga dalam sekali duduk beberapa orang tersebut mengkhatamkan Qur'an. Tentu acara ini akan sangat bermanfaat terutama untuk bayi, bayi di dalam kandungan yang sering dibacakan ayat-ayat suci akan terbiasa dan otaknya mudah terangsang sehingga kecerdasannya akan tumbuh sempurna baik IMTAK maupun IPTEK nya.
Dimulai saat pertama kali hadir di dunia, bayi yang lahir diperdengarkan adzan di telinganya, biasanya bapak sang bayi yang mengumandangkan agar suara pertama yang didengar oleh bayi adalah suara takbir. Selanjutnya di usia belum seminggu diadakan acara walimatul tasmiyah atau aqiqah, acara ini biasa mengundang saudara atau tetangga untuk membaca al-Quran dan beberapa juga membaca kitab alBarjanzi, bersamaan dengan melaksanakan sunnah mencukur rambut, sedekah emas sejumlah berat rambut, dan membagikan daging aqiqah, selengkapnya tentang tata cara walimatul tasmiyah atau aqiqah bisa dibaca di artikel tersendiri, silahkan KLIK DISINI.
Bayi yang masih digendong bisa perlahan diajak di kajian-kajian atau majlis ta'lim, sehingga semakin banyak hal-hal positif yang masuk ke memorinya. Ketika mulai masuk masa verbal disini bayi mulai belajar bicara, ajarkan bayi nama-nama Allah dan lafal Qur'an yang sederhana seperti Subhanallah, Masya Allah, Allahuakbar, dan sebagainya. Saat masuk dan keluar rumah ucapkan salam dengan sedikit keras untuk memancing respon anak agar terbiasa mengucap salam, saat bersin misalnya ajari anak mengucap tahmid. Lafaz-lafaz sederhana yang sering didengar diucap anak akan menjadi respon spontan baginya, termasuk menjawab adzan dan doa sehari secara perlahan. Anak yang mulai belajar biasanya umur 1-1,5 tahun gerakannya akan bertambah aktif, ajak dia saat keluarga melaksanakan jamaah di rumah dengan lucunya ia akan berusaha menirukan gaya kita saat sholat, hal ini akan membuatnya senang juga lebih mengenal gerakan sholat. Saat sahut bangunkan dengan pelan, ajak dia ikut bergabung saat sholat agar mengenal suasana sahut dan sholat malam, repot memang tapi demi kebaikan si buah hati segalanya akan diberikan untuk anak bukan? Begitupun saat buka puasa, tarawih dan tadarus ajak anak meski dia mungkin tertidur di pangkuan anda tidak masalah, jangan membebaninya untuk mengikuti semua kegiatan sekedar mengajaknya saja sudah cukup, itu akan membuat dia kenal dan akrab dengan suasana Ramadhan. Kenalkan juga ibadah puasa dengan bahasa sederhana misalnya dengan menyuruhnya jangan makan di tempat umum karena sekarang bulan puasa, ajari dia malu tidak berpuasa dengan membatasi jajan pada jam jam tertentu. Demikian beberapa hal untuk mengenalkan puasa untuk anak di usia 1-3 tahun, untuk usia selanjutnya kami tulis di artikel tersendiri, silahkan baca selengkapnya, KLIK DISINI
No comments:
Post a Comment