Mensucikan hati sangatlah penting, apalagi kita
sebagai manusia akan sangat bahagia dan bergembira apabila hidup di
dunia ini mempunyai hati yang baik nan suci. Sejak dahulu kala semua
orang yang berakal, berpendidikan dan berbudaya mendambakan penyucian
jiwa dan perbaikan hati. Mereka menempuh berbagai cara, menerapkan
metode-metode dan meniti banyak jalan untuk menggapai cita-cita
tersebut. Namun ada di antara mereka yang justru menyiksa diri sendiri
dengan melakukan perkara-perkara yang melelahkan dan menyakitkan
karena tidak sesuai syari'at. Akibatnya, perbuatan-perbuatan ini
menyeret dan menenggelamkan mereka ke dalam syahwat, kelezatan dunia,
menzhalimi jiwa, dan menyibukkan diri dengan metode-metode,
pemikiran-pemikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan, dan tidak
sejalan dengan akal sehat. Namun, orang yang bisa
bersikap adil, dan bisa menilai perkara-perkara dengan bijak, akan
menyatakan bahwa metode menyucikan diri telah dijelaskan oleh
al-Qur'an dan Hadits dengan sangat jelas dan dijamin mampu
menghantarkan kepada kebahagiaan yang hakiki. dapatkan kumpulan
dp bbm, klik disini
Kita Hidup
di dunia ini semata-mata agar beribadah kepada Allah!!
Allah
Subhanahu wa Ta'ala mengutus para rasul dan mewahyukan kitab-kitab
untuk menunjukkan kepada manusia bagaimana metode menyucikan jiwa dan
memperbaiki hati. Realisasi hal ini adalah dengan mentauhidkan Allah,
yaitu beribadah kepada Allah dengan ikhlas dan ini merupakan hikmah
penciptaan makhluk, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala
:
وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُونِ
Yang artinya "Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia
kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku" (Qs. adz-Dzariyat:
56)
Ibadallah
! Tauhid
mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam menyucikan jiwa dan
membenahi hati seorang muslim. Tauhid mampu menyatukan tujuan dan
maksud, serta menyelaraskan antara ilmu dengan amal. Sehingga
pemahaman, akidah, amalan, kehendak, kecenderungan, dan kegiatan
seorang muslim berjalan menuju satu arah dan serasi, tidak ada
kontradiksi. Dengan demikian, beban kehidupan dapat hilang dari pundak
seseorang, akibat dari kontradiksi antara tujuan dan
perbuatan.
Ma'asyiral
Muslimin, rahimakumullah
Diantara yang bisa menyucikan jiwa dan memperbaiki hati adalah
memperbaharui terhadap keimanan secara
berkesinambungan. Iman itu perlu diperbaharui
karena dia dapat lusuh seperti pakaian. Oleh karena itu, para sahabat
Rasulullah menggandeng tangan saudaranya yang lain seraya mengatakan,
"Marilah kita perbaharui iman kita meskipun sesaat" kemudian mereka
duduk di suatu majlis, lalu berdzikir kepada
Allah. Dzikrullah, membaca al-Qur'an, melakukan ketaatan adalah cara
ampuh untuk memperbaharui iman yang bersemayam dalam jiwa seorang
mukmin. Karena iman itu bisa bertambah dengan sebab perbuatan taat dan
berkurang dengan sebab kemaksiatan. Dalam usaha meningkatkan keimanan,
seorang mukmin mestinya benar-benar bersandar kepada Allah sehingga
akan menghasilkan buah yang penuh barakah yaitu kesucian jiwa,
sebagaimana disabdakan oleh Nabi yang mulia dalam doanya shallallahu
'alaihi wasallam :
اللهم آت نفسي تقواها وزكها أنت خير من
زكاها
"Ya Allah ! Berikanlah ketakwaan kepada jiwaku dan
sucikanlah jiwaku, sungguh Engkau Pembersih jiwa
terbaik"
Ma'asyiral
Muslimin, rahimakumullah
Termasuk jalan untuk menyucikan jiwa dan memperbaiki hati
adalah selalu mengingat-ingat nikmat-nikmat yang sangat banyak yang
telah Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan kepada kita. Allah Subhanahu
wa Ta'ala berfirman, yang artinya, "Dan Jika engkau menghitung nikmat
Allah kamu tidak akan mampu menghitungnya" (an-Nahl:
18), Orang yang senantiasa mengingat nikmat-nikmat ini
akan menyadari ketergantungannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala ,
sehingga dia akan focus dalam beribadah dengan khusyu'. Bagaimana
tidak !! semua yang dia rasakan saat ini seperti hidup, sehat, harta,
anak, terhormat dan lain-lainnya adalah pemberian dari Allah Subhanahu
wa Ta'ala . Allah memberikannya dengan
cara dan dalam waktu yang Allah pilih, bisa saja pemberian ini diambil
setiap saat, tanpa ada yang mampu
menghalangi-Nya. Kesadaran akan pemberian Allah Subhanahu wa Ta'ala
yang melimpah ini bisa mendorong seorang hamba untuk menyadari
kelemahan dirinya dan menyadari betapa ia sangat butuh kepada Rabbnya
dalam semua urusan. Namun, mengingat nikmat mesti diiringi dengan
amalan yang diridhai dan dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala
sehingga bernilai pada hari Kiamat. Realisasinya yaitu dengan
mengerjakan kebaikan-kebaikan dan meninggalkan
kemungkaran-kemungkaran, dengan tetap mengutamakan amalan-amalan
fardhu, karena amalan fardhu merupakan amalan yang paling bisa
mendekatkan seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
.
Ma'asyiral
Muslimin, rahimakumullah
Diantara yang dapat mensucikan jiwa adalah melakukan
amalan-amalan hati. Ma'asyiral Muslimin, hati
ibarat raja bagi anggota badan, jika hati itu baik maka semua anggota
badan akan baik dan apabila hati rusak maka semua anggota badan ikut
rusak. Termasuk perbuatan hati yang paling penting dan paling agung
adalah niat dan tujuan seseorang dalam beramal. Niat ini memiliki
peran penting dalam masalah diterima atau tertolaknya amal seorang
muslim. Oleh karena itu hendaknya kita senantiasa bertakwa kepada
Allah Subhanahu wa Ta'ala dan memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
agar kita dijadikan termasuk orang-orang yang ikhlas dalam
beramal.
أقول
ما تسمعون وأستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين فاستغفروه إنه هوالغفور
الرحيم
Ma'asyiral
Muslimin, rahimakumullah
Sarana berikutnya yang bisa mensucikan jiwa dan membenahi hati
seorang muslim adalah bertaubat dari semua dosa. Karena tidak seorang
manusia pun yang luput dari dosa. Ibnu Qayyim rahimahullah mengatakan
bahwa taubat adalah ibadah yang paling dicintai dan dimuliakan oleh
Allah. Sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertaubat. Seandainya
taubat itu bukan amalan yang paling dicintai oleh Allah, tentu Allah
tidak menguji manusia yang paling mulia dengan dosa. Namun karena
Allah mencintai taubat hamba-Nya maka Allah menguji hamba tersebut
dengan dosa. Taubat mempunyai kedudukan
yang tidak dimiliki ketaatan-ketaatan lain. Oleh karena itu, Allah
sangat senang dengan taubat hamba-Nya. Sebagaimana digambarkan oleh
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seperti senangnya orang saat
menemukan kembali hewan tunggangannya yang hilang padahal berisi semua
bekal perjalanannya, ketika dia sedang safar di tanah yang sangat
gersang sekali. Kegembiraan Allah Subhanahu wa Ta'ala tentu
memiliki pengaruh besar pada hati orang yang bertaubat. Orang yang
bertaubat yang menyadari ini akan merasakan kegembiraan yang tidak
bisa diungkap dengan kata-kata. Ini termasuk rahasia kenapa seorang
hamba ditakdirkan berdosa lalu bertaubat. Karena saat bertaubat,
seseorang akan menyadari dengan hati dan mengakui dengan jujur betapa
hina dan rendah dirinya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala .
Kesadaran dan pengakuan seperti lebih dicintai oleh Allah daripada
perbuatan-perbuatan zahir dalam jumlah yang banyak. Inilah inti
penghambaan seseorang kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala.
Ma'asyiral Muslimin, rahimakumullah
Memang
semua ibadah yang dilakukan seseorang akan memunculkan rasa tunduk dan
patuh kepada Allah, namun ketundukan yang muncul dari taubat lebih
kuat daripada yang lainnya. Perbuatan dosa yang dilakukan seseorang
lalu disesali dan bertaubat darinya akan mendorong dia untuk melakukan
berbagai perbuatan taat, baik yang bersifat fisik maupun bersifat
amalan hati seperti muncul rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
, malu kepada Allah, bersimpuh di hadapan Rabbnya, mengaku, menangisi
kesalahannya serta sangat berharap maghfirah dari Allah Subhanahu wa
Ta'ala . Ini jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan perbuatan taat
namun menimbulkan rasa ujub pada diri pelakunya. وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلاَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
"Dan barang siapa yang belum bertaubat, maka mereka itu adalah orang-orang yang dzalim" {al-Hujurat: 11} Orang yang meninggalkan perintah adalah orang zhalim, sebagaimana orang yang mengerjakan larangan juga zhalim. Seseorang akan disebut tidak zhalim jika dia menjalankan kedua-duanya yaitu menjalankan perintah dan menjauhi larangan.
Ma'asyiral Muslimin, rahimakumullah
Itulah beberapa hal yang bisa membersihkan dan mensucikan jiwa seorang mukmin. Dan masih banyak lagi sarana-sarana yang bisa dilakukan oleh seseorang untuk menggapai kesucian jiwa. Intinya, yaitu melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan dari Allah dan Rasul-Nya menjadi sarana untuk membersihkan diri manusia dari noda dosa. Akhirnya khatib berwasiat jika kita hendak menjaga dan ingin menggapai kebersihan jiwa maka hendaklah kita senantiasa mengikuti metode dan sarana dari Kitabullah dan Sunnah Nabi, dengan tujuan mencari ridha Allah.
No comments:
Post a Comment