InoaGroup.com - Membuat keputusan diperlukan ketenangan pikiran dan hati, jangan sampai penyesalan datang kemudian. Pengalaman sebagai HRD di sebuah perusahaan membuat saya harus mau dan mampu menyelami hati para karyawan apa saja yang mereka rasakan, selain untuk mendorong lajunya perusahaan juga bagi saya merupakan pelajaran untuk kehidupan pribadi agar bisa lebih bijak menjalani kehidupan. BACA JUGA : Menghasilkan Uang dari Internet Tidak Bisa Cepat? Benarkah, KLIK DISINI
Saya merasa punya kewajiban untuk memberikan pengertian padanya, masalah umur mungkin saya jauh lebih muda tapi karena tuntutan pekerjaan juga rasa simpatik padanya membuat saya merasa harus mengingatkannya, saya yakin saat itu dia sedang labil, emosinya tidak terkendali karena kejadian pagi itu. Saya merespon pengunduran dirinya dengan beberapa pertanyaan yang ia jawab kemudian menghasilkan kesimpulan dia tidak jadi mengundurkan diri. Tanya jawab itu kurang lebih saya sampaikan mengenai alasan pengunduran dirinya, saya akan sangat bisa menghargai keputusannya jika alasan pengunduran diri itu bukan karena emosi sesaat misalnya karena punya pekerjaan baru yang lebih baik untuk kehidupannya, atau merasa sudah lelah mengingat usianya yang tidak muda lagi. Tapi jika alasannya karena dimarahi? saya tidak akan terima, kasihan juga saya melihatnya, tapi pengertian demi pengertian saya sampaikan dia pun memahami memang karakter bos saat marah sering tidak terkendali menimbulkan perasaan tidak nyaman dan kadang membuat tidak kerasan namun biasanya berganti hari sudah berubah, bos sangat mudah melupakan kejadian yang sudah berlalu tidak suka mengungkit-ungkit lagi. Akhirnya Satpam itu pun bisa mulai tersenyum lagi, terlihat wajahnya sedikit demi sedikit menampakkan rasa optimis, diapun memutuskan untuk meneruskan kerja.
Hari selanjutnya saat saya datang ke kantor sekilas melihat ruangan Satpam di dekat gerbang, Satpam itu sedang menyapu sekitar tempat kerjanya, terlihat tidak ada lagi kecemasan, ketakutan, wajah pucat seperti kemarin sedikit sayup-sayup terdengar dia bersenandung menyanyikan lagu lama kesukaannya. Saya pun merasa lega sebuah pelajaran yang bisa saya ambil paling tidak buat saya pribadi, jangan sampai mengambil keputusan saat emosi sedang labil, contohnya Satpam itu bagaimana jika dia karena emosi langsung memutuskan mengundurkan diri, dia usianya sekarang mungkin akan kesulitan mencari pekerjaan baru, jika menganggur bagaimana anak istrinya di rumah sementara dia adalah tulang punggung keluarga. Sayapun senyum senyum sendiri di depan meja kerja pagi itu sambil menyerutup segelas kopi panas menyiapkan diri menjalani aktivitas kerja sehari-hari. ALHAMDULILLAH, TERIMA KASIH YA ALLAH ATAS SEGALA NIKMAT YANG ENGKAU BERIKAN, LINDUNGILAH DAN KUATKANLAH SATPAM ITU, BUKALAH PINTU REJEKI YANG LUAS UNTUKNYA ISTRINYA DAN ANAK-ANAKNYA JUGA SEMUA KELUARGA KARYAWAN-KARYAWAN YANG LAIN, AMIN,
Oiya judul blog artikel ini 2 contoh ya, okelah contoh yang satu saya posting di artikel lain yang biar ga kepanjangan, silahkan KLIK DISINI UNTUK BACA SELENGKAPNYA
KAMI BERBAGI KARENA KAMI PEDULI, SHARE ARTIKEL INI JIKA MENURUT ANDA BISA BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN, KLIK TOMBOL SHARE DI BAWAH INI
No comments:
Post a Comment