InoaGroup.com - Vatikan dibuat gerah atas penemuan baru yang menyatakan Yesus pernah menikah. Pihak Vatikan menyangkal dan menepisnya bahwa penemuan tersebut adalah sebuah pemalsuan di zaman modern. Bukti yang membuat heboh itu adalah ditemukannya sebuah potongan papirus kuno yang menyatakan dengan jelas bahwa Yesus mempunyai seorang istri*
Bukti itu telah dikonfirmasi oleh situs the Times of Israel, Jumat 11 April lalu bahwa Potongan Papirus kuno ditulis dengan bahasa koptik dan berbunyi "Yesus berkata kepada mereka, istri saya' serta 'Dia akan mampu menjadi murid saya'. Para ilmuwan dari beberapa universitas terkemuka di Amerika juga ikut mengkonfirmasikan hal ini dengan menyatakan bahwa papirus kuno itu ditulis antara abad keempat dan kedelapan.
Bukti itu telah dikonfirmasi oleh situs the Times of Israel, Jumat 11 April lalu bahwa Potongan Papirus kuno ditulis dengan bahasa koptik dan berbunyi "Yesus berkata kepada mereka, istri saya' serta 'Dia akan mampu menjadi murid saya'. Para ilmuwan dari beberapa universitas terkemuka di Amerika juga ikut mengkonfirmasikan hal ini dengan menyatakan bahwa papirus kuno itu ditulis antara abad keempat dan kedelapan.
Papirus atau Papyrus (nama ilmiah: Cyperus papyrus) adalah sejenis tanaman air yang dikenal sebagai bahan untuk membuat kertas pada zaman kuno. Tanaman ini umumnya dijumpai di tepi dan lembah Sungai Nil. Kira-kira 3500 SM, bangsa Mesir Kuno sudah memanfaatkan papirus. Mereka pada saat itu membuat kertas dari kulit-kulit tipis atau kulit-kulit halus papirus, sebelum kertas (seperti yang kita kenal sekarang) ditemukan.
Konfirmasi yang membenarkan papirus kuno itu membuat sejarawan dan para pemimpin agama dengan gigih berusaha untuk menepis dan menyangkalnya, karena ditakutkan akan merusak salah satu ajaran utama Kristen, yakni Yesus telah menikah bukan seperti dalam ajaran yang menyatakan Yesus hidup sendiri. apalagi setelah Profesor Harvard Karen King menunjukkan kepada dunia sekitar 18 bulan lalu, papirus kuno ini menjadi bahan kajian yang menghebohkan bahkan di tingkat umat bawah yang masih awam keilmuan dan keyakinannya terhadap ilmu agama.
Sebuah koran Vatikan yang marah menepis penemuan itu sebagai suatu kepalsuan dalam sebuah editorial yang ditulis oleh salah satu editor mereka, Giovanni Maria Vian, yang menulis dengan judul 'Di setiap tingkatkan, itu palsu', yang mempertanyakan keaslian dokumen itu.
Sebuah koran Vatikan yang marah menepis penemuan itu sebagai suatu kepalsuan dalam sebuah editorial yang ditulis oleh salah satu editor mereka, Giovanni Maria Vian, yang menulis dengan judul 'Di setiap tingkatkan, itu palsu', yang mempertanyakan keaslian dokumen itu.
Studi baru, diterbitkan di Harvard Theological Review, mengungkapkan dari hasil tes radiokarbon terbaru dilakukan terhadap dokumen itu, yang ditemukan untuk tanggal abad kedelapan Mesir, sekitar 400 tahun lebih lama dari perkiraan Profesor King, seperti dikutip the Boston Globe.
Tes tambahan juga menunjukkan bahwa komposisi kimiawi pada tinta di papirus itu konsisten dengan tinta lain yang digunakan oleh bangsa Mesir kuno, sementara dari pencitraan mikroskopis tidak menemukan tinta mencurigakan di mana para kritikus mengatakan itu menjadi bukti tinta tersebut diterapkan pada zaman lebih terkini.
Pada saat papirus itu awalnya diungkapkan, Vatikan bergabung dengan seorang peneliti Inggris dalam menyebut papirus kuno itu 'palsu'. Profesor ahli Perjanjian Baru, Francis Watson dari Universitas Durham, mengatakan fragmen itu merupakan sebuah kolase teks-teks dari Injil Thomas, disalin dan dirakit kembali dari urutan Koptik kuno yang buruk.
...
"Saya pada dasarnya berharap kita bisa bergerak maju dari masalah pemalsuan ke pertanyaan-pertanyaan tentang makna dari fragmen ini untuk sejarah Kekristenan, untuk berpikir tentang pertanyaan-pertanyaan seperti, 'Mengapa Yesus menikah, atau tidak, bahkan masalah? Mengapa orang mempunyai suatu reaksi luar biasa tentang hal ini?" kata Profesor King.
Papirus itu, yang kira-kira seukuran kartu nama, tampaknya telah ditulis lebih awal dari injil-injil Perjanjian Baru, yang dianggap paling awal dan karena itu menjadi sumber-sumber informasi terpercaya tentang kehidupan sang Kristus.
Profesor King berpikir teks itu disalin dari dokumen sebelumnya, mungkin ditulis dalam bahasa Yunani, dan berpikir papirus itu sangat penting dalam menunjukkan bagaimana Kekristenan menyebar melalui Mediterania.
Papirus itu sekarang telah dikaji oleh para ahli teknik elektro, kimia dan biologi dari Universitas Columbia, Universitas Harvard dan Institut Teknologi Massachusetts (MIT), yang telah menyatakan bahwa perkamen itu memang sudah berusia beberapa ratus tahun, menurut koran the New York Times.
Para ilmuwan menekankan bahwa meski mereka telah mengkonfirmasi umur papirus itu, tapi dari pemeriksaan mereka terhadap perkamen itu tidak membuktikan bahwa Yesus memang menikah.
Profesor King mengatakan pada 2012 bahwa pencarian dia terhapa papirus berukuran delapan sentimeter kali empat sentimeter itu tidak menemukan bukti bahwa Yesus yang historis itu telah menikah. Tapi dia menjelaskan itu menyebabkan orang-orang mempertanyakan status perkawinan Yesus.
Profesor King awalnya menafsirkan dokumen itu sebagai sebuah perdebatan tentang kehidupan selibat. "Sekarang, ketika saya kembali membaca fragmen itu, tampaknya masalah utama yang sedang dibicarakan adalah Yesus menegaskan bahwa para istri dan kaum ibu bisa menjadi murid-murid-Nya," kata King dalam sebuah wawancara awal pekan ini.
... ...
sumber :
merdeka.com/papirus kuno
wikipedia
google
... merdeka.com/papirus kuno
wikipedia
Salah satu interpretasi papirus itu adalah jika memang papirus itu berbicara tentang istri Yesus, maka dokumen itu dapat menyebarkan keraguan atas sebuah representasi resmi selama berabad-abad dari Maria Magdalena sebagai seorang pelacur yang bertobat dan menjungkirbalikkan idel dalam Kekristenan terkait pantangan terhadap hubungan seksual.
Pada waktu papirus itu diumumkan, Profesor King mengatakan kepada majalah Smithsonian bahwa fragmen itu melemparkan keraguan pada klaim dari keseluruhan ajaran Katolik terkait hidup selibat dari para pastor yang didasarkan pada kehidupan selibat Yesus.
King mengatakan dia memperoleh papirus itu pada 2011 dari seorang donatur yang ingin identitasnya tidak disebutkan. Dia menjelaskan sang pemilik itu telah membeli papirus itu pada 1999 dari seorang kolektor yang, pada gilirannya, telah mendapatkannya di Jerman Timur sekitar tahun 1963. BACA JUGA : Kisah Unik Seorang Pelajar SMP Hasilkan 25 Juta Per Bulan Dari Internet
No comments:
Post a Comment