Hari ini aku dikerjain sama salah satu muridku, dia yang iseng dengan pertanyaan lugunya membuatku memikirkan hal yang seringkali tidak terpikirkan. Waktu aku menjelaskan tentang PKL, dia malah balik Tanya kenapa dikasih nama Pedagang Kaki Lima, kan kakinya dua? dapatkan DP BBM terbaru, KLIK DISINI
Asal Usul Kata Pedagang Kaki Lima
Mengapa Pedagang di Trotoar disebut Pedagang Kaki Lima?
Pertanyaan itu sontak membuat aku geleng kepala sembari menyadari bahwa pertanyaan itu memang tidak terpikirkan, padahal kata-kata itu sangat sering dengar, iya juga ya, aku kemudian jawab sekenanya, "mungkin karena dia pakai gerobak ya dik, kan rodanya tiga ditambah kaki pedagangnya dua, jadi kan lima", jawabku ngawur.
Hehe... Paginya akupun iseng-iseng Tanya ke teman
sekantorku mereka ternyata sama dengan aku, gak kepikiran, ya kenapa ya, lah
malah balik Tanya... :)
Untuk mengobati rasa penasaranku, Akhirnya aku Tanya
Mbak Wiki (maksudnya Wikipedia, hehehe) dan aku yakin Mbak Wiki ga mungkin
ngasih jawaban ngawur kayak aku.
Nah menurut Wikipedia begini nih sejarahnya
Sebenarnya istilah kaki lima berasal dari masa
penjajahan kolonial Belanda. Peraturan pemerintahan waktu itu menetapkan bahwa
setiap jalan raya yang dibangun hendaknya menyediakan sarana untuk pejalanan
kaki. Lebar ruas untuk pejalan adalah lima kaki atau sekitar satu setengah
meter.
Sekian puluh tahun setelah itu, saat Indonesia sudah merdeka, ruas jalan untuk pejalan kaki banyak dimanfaatkan oleh para pedagang untuk berjualan. Dahulu namanya adalah pedagang emperan jalan, sekarang menjadi pedagang kaki lima. Padahal jika merunut sejarahnya, seharusnya namanya adalah pedagang lima kaki.
Sekian puluh tahun setelah itu, saat Indonesia sudah merdeka, ruas jalan untuk pejalan kaki banyak dimanfaatkan oleh para pedagang untuk berjualan. Dahulu namanya adalah pedagang emperan jalan, sekarang menjadi pedagang kaki lima. Padahal jika merunut sejarahnya, seharusnya namanya adalah pedagang lima kaki.
Istilah “kaki lima” sudah lama dikenal di Indonesia. Istilah ini berasal dari zaman antara tahun 1811 sampai 1816, saat Napoleon menguasai benua Eropa, dan daerah-daerah Koloni Belanda di Asia berada di bawah kekasaan administrasi Inggris. Saat itu Gubernur Jenderal di Indonesia, Sir Thomas Stamford Raffles menginstrusikan sistem lalu lintas di sebelah kiri di jalan-jalan raya sekaligus mengeluarkan aturan bahwa di tepi-tepi jalan harus dibuat trotoar untuk pejalan kaki yang tingginya harus 31 CM dan lebarnya sekitar 150 CM atau “five feet”. Dari perkataan “five feet” inilah maga ka para pedagang yang menjalankan usaha di atas trotoar mendapat julukan “Kaki Lima”.
No comments:
Post a Comment