Tangan Mulia Para Sahabat Yang Pernah Dicium Rasululullah

 

*RASULULLAH MENCINTAI PARA PEKERJA KERAS*
PARA SAHABAT YANG DICIUM TANGANNYA OLEH RASULULLAH

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Rasulullah sangat menghargai orang-orang yang bekerja keras untuk mencari nafkah dan menghidupi keluarganya. Rasulullah mencium tangan mereka sebagai penghargaan akan kerja keras mereka, dan bukan karena keshalehan mereka dalam ibadah ritual seperti shalat malam, puasa, sedekah dan berhaji.
.
.

1. Sahabat Sa’ad bin Mu’adz Ra:
Ketika Rasulullah pulang dari perang Tabuk, beliau bertemu dengan salah seorang sahabatnya, Mu’adz Ra. Ketika bersalaman, terasa oleh beliau telapak tangan Mu’adz yang kasar. Ketika berjumpa dengan Sa’ad bin Mu’adz, Rasulullah pun melihat betapa tangannya kasar, kering dan kotor. Ketika ditanya Sa’ad menjawab bahwa tangannnya menjadi demikian karena bekerja mengolah tanah dan mengangkut air sepanjang hari. Mendengar itu Rasulullah serta merta mencium tangan Sa’ad bin Mu’adz Ra. dan bersabda: “Tangan ini dicintai Allah dan RasulNya dan tidak akan disentuh api neraka!”
Sa'ad memeluk Islam pada tahun 622 M (1 H), ketika Nabi Muhammad tiba di Madinah. Ia adalah salah satu dari figur kuat di antara golongan Anshar.
Sa'ad adalah sahabat dari Umayah bin Khalaf.[1] Ketika Sa'ad berada di Mekkah, ia akan tinggal di rumah Umayah dan ketika Umayah ke Madinah, ia akan tinggal di rumah Sa'ad.[1]
Beberapa saat sebelum terjadi Pertempuran Badar, Sa'ad berkunjung ke Mekkah untuk melaksanakan Umrah bersama teman non-[Muslim]]nya Umayah, ketika ia berjumpa dengan Abu Jahal terjadi perselisihan dan Sa'ad menjadi marah, sehingga mengancam Abu Jahal bahwa ia akan menghadang kafilah dagang dari Mekkah yang menuju Suriah dan berdasarkan informasi dari Umayah bahwa Abu Jahal merasa terancam kedudukannya dengan keberadaan Nabi Muhammad.[1]
Setelah Pertempuran Khandaq pada tahun 627 (5 H), ketika Madinah gagal dikuasai oleh pasukan Mekkah, kaum Muslim mendakwa bahwa kaum Yahudi dari Bani Quraizah melakukan pengkhianatan dengan melaksanakan perjanjian dengan musuh. Kaum Muslim melakukan pengempungan terhadap benteng Bani Quraizah, hingga Bani Quraizah menyerah tanpa syarat setelah pengepungan selama beberapa minggu.[2]
Beberapa anggota dari Bani Aus memohon kepada Nabi Muhammad menunjuk hakim dari Bani Aus untuk menghukum sekutu lama mereka Bani Quraizah, hingga Nabi Muhammad menunjuk Sa'ad bin Muadz atas keputusan itu Bani Quraizah juga menerima penunjukan itu.[3][4][5] Sa'ad yang mengalami luka dalam pertempuran Khandaq dan telah diambang kematian memutuskan, bahwa setiap laki-laki dewasa dari Bani Quraizah dihukum mati dan semua wanita dan anak-anak dijadikan budak.
Kemudian Sa'ad meninggal beberapa hari setelah memberikan keputusan terhadap Bani Quraizah.

.
.


2. Mu’adz bin Jabal Ra:
Rasulullah juga pernah merasakan tangan Mu’adz bin Jabal yang kasar dan tebal saat bersalaman. Ketika ditanyakan Mu’adz pun menjawab bahwa tangannya demikian karena untuk bekerja keras. Tangan yang dipakai oleh pemiliknya untuk bekerja keras mencari nafkah. Diciumlah tangan kasar, keras dan tebal itu oleh Rasulullah dan bersabda: “Tangan ini dicintai Allah dan RasulNya dan tidak akan disentuh api neraka!”
Mu'adz bin Jabal (Bahasa Arab:معاذ بن جبل) adalah sahabat nabi yang berbai'at kepada Rasulullah sejak pertama kali. Sehingga ia termasuk orang yang pertama kali masuk Islam (as-Sabiqun al-Awwalun). Mu'adz terkenal sebagai cendekiawan dengan wawasannya yang luas dan pemahaman yang mendalam dalam ilmu fiqh, dan bahkan Rasulullah menyebutnya sebagai sahabat yang paling mengerti yang mana yang halal dan yang haram. Mu'adz juga merupakan duta besar Islam yang pertama kali yang dikirim Rasulullah.
Nama panjangnya adalah Muadz bin Jabal bin Amr bin Aus al-Khazraji, sedangkan nama julukannya adalah “Abu Abdurahman”. Ia dilahirkan di Madinah dan memeluk Islam pada usia 18 tahun. Fisiknya gagah, berkulit putih, berbadan tinggi, berambut pendek dan ikal, dan bergigi putih mengkilat. Muadz termasuk dalam rombongan berjumlah sekitar 72 orang Madinah yang datang berbai’at kepada Rasulullah. Setelah itu ia kembali ke Madinah sebagai seorang pendakwah Islam di dalam masyarakat Madinah. Ia berhasil mengislamkan beberapa orang sahabat terkemuka misalnya Amru bin al-Jamuh. Rasulullah mempersaudarakannya dengan Ja’far bin Abi Thalib. Rasulullah mengirimnya ke negeri Yaman untuk mengajar. Rasulullah mengantarnya dengan berjalan kaki sedangkan Mu’adz berkendaraan, dan Nabi bersabda kepadanya: ” Sungguh, aku mencintaimu“. Mu’adz bin Jabal wafat tahun 18 H ketika terjadi wabah hebat di Urdun tempat ia mengajar sebagai utusan khalifah Umar bin Khattab, waktu itu usianya 33 tahun.

.
.


3. Siti Fathimah az-Zahra Rha:
Siti Fathimah az-Zahra putri Rasulullah tangannya juga kasar dan keras. Tapi Rasulullah dengan penuh perhatian mencium tangan putrinya tersebut. Karena tangan itu digunakan untuk bekerja keras menggiling gandum di rumahnya, menyiapkan makanan bagi kedua putranya dan sang suami.
Rasulullah sangat menyayangi Fatimah, setelah Rasulullah bepergian ia lebih dulu menemui Fatimah sebelum menemui istri istrinya. Aisyah berkata ,” Aku tidak melihat seseorang yang perkataannya dan pembicaraannya yang menyerupai Rasulullah selain Fatimah, jika ia datang mengunjungi Rasulullah, Rasulullah berdiri lalu menciumnya dan menyambut dengan hangat, begitu juga sebaliknya yang diperbuat Fatimah bila Rasulullah datang mengunjunginya.”.
Suatu hari Ali meminang putri Abu Jahal,ketika Fatimah bercerita kpd Rasulullah,beliau marah besar.Rasulullah mengungkapkan rasa cintanya kepada putrinya tatkala diatas mimbar:” Sungguh Fatimah bagian dariku , Siapa yang membuatnya marah berarti membuat aku marah”. Dan dalam riwayat lain disebutkan,” Fatimah bagian dariku, aku merasa terganggu bila ia diganggu dan aku merasa sakit jika ia disakiti.”Demi Allah tidak akan berkumpul putri utusan Allah dengan putri musuh Allah pd seorang laki laki dan berkumpul dlm satu tempat,tidak akan kuizinkan, kecuali Ali menceraikan putriku dan menikahi putri mereka,maka Ali menggagalkan pinangannya kpd putri Abu Jahal Fatimah termasuk wanita2 yg zuhud dia menyadari bahwa ridha Allah dan RasulNya jauh lebih bernilai dr pd perhiasan dunia,semboyannya adalah firman Allah,'Katakanlah,perhiasan dunia itu sedikit,dan akhirat lebih baik bagi orang bertakwa(aN-Nisa 77) dan jg firman Allah "Dan barangsiapa yg menghendaki kehidupan akhirat berusaha bersungguh-sungguh kearah itu dan dia orang mukmin,maka mereka itu orang2 itu yg usahanya dibalasi dng baik (Al-Isra:19) Setelah Rasulullah saw menjalankan haji wada’ dan ketika ia melihat Fatimah, beliau menemuinya dengan ramah saSelamat datang wahai putriku”. Lalu Beliau menyuruh duduk disamping kanannya dan membisikkan sesuatu, sehingga Fatimah menangis dengan tangisan yang keras, tatkala Fatimah sedih lalu Beliau membisikkan sesuatu kepadanya yang menyebabkan Fatimah tersenyum.
Tatkala Aisyah bertanya tentang apa yang dibisikannya lalu Fatimah menjawab,” Saya tak ingin membuka rahasia”. Setelah Rasulullah wafat, Aisyah bertanya lagi kepada Fatimah tentang apa yang dibisikan Rasulullah kepadanya sehingga membuat Fatimah menangis dan tersenyum. Lalu Fatimah menjawab, ”Adapun yang Beliau katakan kepada saya pertama kali adalah beliau memberitahu bahwa sesungguhnya Jibril telah membacakan al-Qur’an dengan hafalan kepada beliau setiap tahun sekali, sekarang dia membacakannya setahun 2 kali, lalu Beliau berkata, “Sungguh saya melihat ajalku telah dekat, maka bertakwalah dan bersabarlah, sebaik-baiknya Salaf (pendahulu) untukmu adalah Aku”. Maka akupun menangis yang engkau lihat saat kesedihanku. Dan saat Beliau membisikan yang kedua kali, Beliau berkata, ”Wahai Fatimah apakah engkau tidak suka menjadi penghulu wanita-wanita penghuni surga dan engkau adalah orang pertama dari keluargaku yang akan menyusulku”. Kemudian saya tertawa.

.

.

Lihatlah betapa Rasulullah sangat menghargai orang-orang yang bekerja keras untuk mencari nafkah dan menghidupi keluarganya.
Riwayat-riwayat di atas menggambarkan betapa Islam sangat menghargai orang- orang yang memiliki etos kerja yang tinggi. Orang yang bekerja dapat dikatakan sebagai jihad fi sabilillah, seperti sabda Nabi Saw.: “Siapa yang bekerja keras untuk mencari nafkah keluarganya, maka ia adalah mujahid fi sabilillah.” (HR. Ahmad).
Rasulullah juga bersabda: “Barangsiapa yang di waktu sorenya merasa kelelahan karena kerja tangannya, maka di waktu sore itu ia mendapatkan ampunan.” (HR. ath-Thabarani dan al- Baihaqi).
Sumber: Disadur dari buku “Tangan-tangan yang Dicium Rasul: Nasihat Islami tentang Bekerja Keras” karya Syahyuti, Pustaka Hira. Buku yang memuat bukti-bukti ilmiah, historis dan teologis tentang bagaimana Islam mencintai kerja keras.

.

RAMADHAN 2014
Tangan Mulia Para Sahabat Yang Pernah Dicium Rasululullah 4.5 5 inoa group * RASULULLAH MENCINTAI PARA PEKERJA KERAS * PARA SAHABAT YANG DICIUM TANGANNYA OLEH RASULULLAH Assalamu'alaikum wa...


No comments:

Post a Comment

Back to top