Jokowi Memilih JK, Sebuah Kesalahan?

 


*SALAHKAH JOKOWI MEMILIH JK ?*
.
Pendamping Jokowi Akhirnya Dideklarasikan
Setelah beberapa saat menunggu jawab tentang siapa tokoh yang akan mendampingi Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden Indonesia besok tanggal 9 Juli 2014, rakyat yang sempat terdiam sejenak  sembari menerka-nerka, berhasil membuka kunci jawaban saat pendeklarasian Calon Presiden dan Wakil Presiden dari PDIP yang didukung oleh Nasdem, PKB Hanura, kemarin Senin 19 Mei 2014.
Joko Widodo, yang digadang-gadang oleh Partai Moncong Putih hari itu menuju Gedung Joeang dengan mengayuh sepeda bersama calon pasangannya, Muhammad Jusuf Kalla untuk pendeklarasian Calon Presiden dan Wakil Presiden yang selanjutnya diteruskan dengan pendaftaran ke Kantor Komisi Pemilihan Umum diiringi oleh para kader dan simpatisan.

 .


Bagaimana Cara Berbisnis di Facebook Tanpa Modal?
.
Cawapres Yusuf Kalla
Jokowi menjatuhkan pilihan kepada Jusuf Kalla tentunya dengan banyak pertimbangan, namun pilihan itu diakui Jokowi telah melalui berbagai tahapan, yaitu penelitian, pertimbangan internal partai juga hasil rapat dan telah disepakati oleh partai-partai pendukung Koalisi yang kata Jokowi adalah Koalisi tanpa syarat itu.
Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, sering disingkat dengan JK atau sering disebut dengan Yusuf Kalla, pernah berpasangan dengan Soesilo Bambang Yudhoyono pada Pilpres 2009 dan berhasil menjadi pemenang dengan mengalahkan calon lain sekaligus merupakan Pasangan pertama yang memenangkan Pemilihan Presiden secara langsung di Indonesia. Pada saat itu juga tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 Muhammad Yusuf Kalla juga menjadi Ketua Umum Partai Golongan Karya. JK yang lahir pada 15 Mei 1942 merupakan anak dari pasangan Hadji Kalla dan Athirah Kalla saat ini telah dikaruniai 5 orang anak dari istrinya, Mufidah Kalla.

.




.
Pemilihan Yusuf Kalla sebagai Wakil Jokowi, Kelebihan atau Kekurangan
Terpilihnya Yusuf Kalla sebagai pendamping Calon Presiden Jokowi menimbulkan banyak pendapat baik yang positif ataupun pendapat miring. Pendapat positif muncul dari beberapa tokoh muda Partai Golkar yang berdalih dukungan terhadap Yusuf Kalla lebih besar daripada dukungan ke Aburizal Bakrie, juga dukungan dari para pendukung fanatik Jokowi yang menaruh kepercayaan penuh kepada Jokowi untuk memilih siapapun pasangannya yang penting Jokowi Presidennya.
Tak sedikit juga yang meragukan hadirnya Yusuf Kalla justru akan mengganjal dan menggerogoti elektabilitas Jokowi. Ganjalan tersebut, yang paling utama mungkin karena Jusuf Kalla (JK) dinilai terlalu tua dengan usianya 72 tahun meski dari sisi kapabilitas sangat mumpuni. Juga Yusuf Kalla diperkirakan akan merepotkan Jokowi sebagaimana Yusuf Kalla saat menjadi wakil presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut Laksita Utama, seorang pengamat ekonomi menyatakan, “Siapapun tahu sosok JK itu seperti apa. Jangankan Jokowi, SBY saja kesulitan mengendalikannya”. “Dalam sebuah pemerintahan sangat tidak bagus jika ada dua matahari, ada dua komando. Pasti akan berantarakan,” ujarnya.
Masih dalam benak kita, ketika PDIP menjadi Partai terdepan dan sangat vokal menentang, bahkan ikut mengajak seluruh kadernya untuk menolak kebijakan pemerintah waktu itu, yaitu BLT. Sementara sudah menjadi rahasia umum bahwa program pemerintah itu muncul dari pemikiran sang arsitek BLT, yaitu Yusuf Kalla. Dan Senin, 19 Mei 2014 saat dideklarasikan pasangan Jokowi dan JK, dengan lantangnya Jokowi mengatakan bahwa JK adalah tokoh yang memiliki satu visi, misi dan platform yang sama dengan partainya. Inilah yang membuat saya memberikan tanda tanya besar sekaligus menjadi inspirasi penulisan artikel ini.

 .
membeli kembali Indonesia

.
JK yang diharapkan oleh Jokowi mampu mengimbangi atau diharapkan dapat menambah elektabilitasnya justru tidak mampu menjadi magnet partai dimana JK berasal yaitu Partai Golkar yang kemudian justru bergabung dengan koalisi yang mengusung Prabowo-Hatta Rajasa. Yusuf Kalla tak bisa dipungkiri adalah salah satu putra terbaik Golkar bahkan pernah menjadi Ketua Umum Partai Beringin itu, namun pengaruhnya tak mampu menarik gerbong Partai Kuning untuk masuk dalam koalisi PDIP. Entah sebuah strategi atau taktik politik apa yang sedang dimainkan Golkar, yang pasti, Aburizal Bakrie saat pendeklarasian Capres Cawapres Prabowo dan Hatta dengan tegas menginstruksikan seluruh jajarannya untuk mendukung Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa menjadi Calon Presiden dan Wakil Presiden 2014-2019.
Jokowi sudah membuka kartu dan siap memulai permainan, Muhamad Jusuf Kalla telah dipilih menjadi Calon Wakil Presiden yang mendampinginya dengan segala resiko yang tentunya sudah dipertimbangkan dengan matang. Tanggal 9 Juli 2014 nanti akan bersama kita lihat, apakah JK benar-benar pilihan yang tepat bagi Jokowi sehingga dapat memenangkan pertarungan demokrasi lima tahunan ini, atau justru membuktikan asumsi bahwa pemilihan JK bagi Jokowi adalah sebuah kesalahan?
Kita tunggu saja...

Satu hal yang pasti, bahwa Jokowi tidak akan pernah bisa meninggalkan JK, karena Jokowi tanpa JK, akan tinggal "oowi" nya saja. hehe..
sukses all ...
 .




Jokowi Memilih JK, Sebuah Kesalahan? 4.5 5 inoa group * SALAHKAH JOKOWI MEMILIH JK ? * . Pendamping Jokowi Akhirnya Dideklarasikan Setelah beberapa saat menunggu jawab tentang si...


1 comment:

  1. ternyata menang kok!
    emang kehendak yang punya langit dan bumi
    dunia akhirat..................

    Indonesia free from DICTATOR, KIDNAPPERS AND TYRANT

    ReplyDelete

Back to top