Showing posts sorted by relevance for query Dunia lain. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query Dunia lain. Sort by date Show all posts

Laa ilaaha illallaah, Yang kita perlukan di kehidupan ini adalah tauhid, iman dan amal saleh.

 


Ingin rasanya saya gemakan terus kalimat tauhid ini di hati ini. Saya jaga jangan sampai ia lepas. Bahwa LAA ILAAHA ILLALLAAH, tidak ada Tuhan selain Allah. Termasuk di urusan rizki. Tidak ada pemberi rizki kecuali Allah. Tidak ada rizki selain dari Allah. Tidak ada cara mencari rizki kecuali caranya Allah. Tidak ada tuhan selain Allah pokoknya.
Saya mau meyakini Kalimat Tauhid ini, supaya enteng hidup saya, tidak kelelahan di dalam mencari dan menikmati dunia, dan menjadikan Allah sebagai Sentral Kehidupan saya.
Tidak mudah. Karenanya saya mau bersungguh-sungguh dan berdoa. Memohon taufiq dan hidayah-Nya.
Saya melihat tidak sedikit manusia yg kelelahan mencari dunia. Sebab yg ia cari memang dunia. Tiada ia tempuh jalan-2 ibadah yg mengantarkannya kpd Pemilik Dunia. Saya tdk mau menjadi bahagian dari orang-2 yg kelelahan itu. Saya ingin kemudahan.
Saya melihat manusia-manusia yang berat hidupnya dengan beban hidupnya. Sebab ia tidak menshare bebannya itu kepada Allah. Padahal DIA lah Yang Maha Meringankan.
Saya melihat ada yg menangis padahal Allah Maha Membahagiakan; Ada yg hidupnya sulit, padahal Allah Maha Memudahkan; Ada yg bermasalah, padahal Allah Maha Menolong; Ada yg miskin & menderita, padahal Allah bisa menciptakan kekayaan di hati yg tidak perlu kaya secara dunia; Ada yg kaya, tapi tidak memiliki keluarga. Keluarganya adalah bisnisnya. Keluarganya adalah pekerjaannya. Tawa canda anak-2nya milik pembantu-2 & supirnya, lantaran ia jarang berkumpul sama anak-2nya. Pasangan hidupnya juga adalah kesibukannya.  Subhaanallaah, izinkanlah kami-2 menjadi orang kaya yg hidupnya senang ya Allah. Senang dunia akhirat. Bahagia dunia akhirat.
Saya melihat ada yg keluarganya berantakan, sementara ia enjoy dgn hal itu, lalu ia katakan kepada dunia dia mau membentuk keluarga baru yg lebih harmoni; Ada yg hidupnya pindah berpindah, dari kesenangan yg satu ke kesenangan yg lain, hingga jiwanya sendiri lelah mengikutinya. Wajahnya ceria, tapi jiwanya rapuh; Ada manusia yg segalanya ada, tapi penghuni langit tiada mencintainya & tiada menghargainya. Yg bisa menghormatinya, yg bisa memuliakannya, adalah manusia-2 yg tiada pernah tahu siapa dia sebenarnya. Dia merasa dunia digenggamnya. Padahal dunia sedang menghinakannya; Ada yg menge-nal semua tempat-2 indah, & berkeliling dunia. Tapi hatinya, pikirannya, badannya, tiada pernah dibawa menikmati shalat-2 malam, bahkan keheningan berduaan dengan Pemilik Surga di dlm shalat pun tiada dia kenal; Ada pekerja-2 yg mengabdikan hidupnya untuk kerja & usaha, sehingga sesungguhnya dirinya pun tiada kebagian jam istirahat dan bersenang-senang bahkan.
Saya melihat tidak sedikit manusia yg justru malah mudah mencari dunia. Tapi ia kekeringan. Ada selalu yg diambil sebagai tebusan dari mudahnya ia mendapatkan dunia. Itu saya lihat terjadi sebab kemudahan itu ia dapatkan bukan dengan mentaati Allah, Tuhannya. Sehingga ia tidak sadar bahwa Allah justru mengazabnya dengan dunia-Nya.
Saya mengingat analogi maen CATUR yang sering saya sampaikan kepada para pendengar tausiyah saya, yg sesungguhnya saya sedang memperdengarkannya pada diri saya sendiri. Kalau kita maen catur BERDUA, maka berlaku aturan permainan catur. Dimana kuda jalannya L. Peluncur jalannya miring. Pion hanya bisa jalan maju tidak bisa mundur, & paling banyak hanya bisa jalan dua kotak catur lurus ke depan. Adapun Raja, bila di depannya, seluruh Pion belum dijalankan, dan Peluncur serta Menterinya masih ada di kanan kirinya, maka Raja hanya bisa diam. Tidak boleh ia melompati Raja. Itulah ATURAN CATUR. Tapi itu kalau maen BERDUA. Bagaimana kalau maen catur SENDIRIAN? Kalau maen catur sendirian, ya bebaslah maennya. Tidak berlaku hukum permainan catur. Kita boleh menjalankan Kuda selagu-lagunya. Mau lurus, mau muter-muter, mau lompat, bebas. Peluncur pun mau kita buat jalannya melompat-2 seperti maen halma, boleh. Bagi Raja, meskipun seluruh pion belum dijalankan, ia pun boleh melompat dan bebas bergerak ke sana kemari. Inilah yang terjadi kalau kita maen catur SENDIRIAN.
Dan bila analogi catur ini boleh dibawa ke urusan tamsil tauhid, maka perlu kita ketahui Allah itu tidak ada sekutu bagi-Nya. Ibarat main catur, ALLAH MAEN SENDIRIAN DI DUNIA INI. TIDAK ADA YANG LAIN. 
Kemudahan ada di tangan Allah. Laa ilaaha illallaah. Tidak ada yg bisa memberi kemudahan kecuali Allah. Kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, ada di tangan Allah. Laa ilaaha illallaah. Tidak ada yg bisa memberi itu semua kecuali Allah. Sama dengan maksudnya itu kalimat; Tidak ada yg bisa memberikan ragam kesulitan kecuali Allah yg hingga Dia lah yg bisa melepaskannya kembali. Kehendak itu kehendaknya Allah. Maka saya kepengen Allah berkehendak memudahkan segala urusan saya. Tapi bila saya menghendaki Allah memberikan kemudahan buat saya, sudah seharusnya saya menjadi hamba-Nya yang mau mengikuti segala aturan-Nya, dan siap untuk melaksanakan kewajiban dan meninggalkan larangan-Nya. Saya tidak menjamin diri saya sendiri, bahwa ia akan mendapatkan segala kemudahan apabila Allah tidak saya ikuti. Rasul pun demikian. Ia tidak sanggup menjamin dirinya dan anak keturunannya masuk surga bila tiada ketaatan dan amal salih.


Bila Allah sudah mengatur, maka Kun Fayakuun-Nya yg terjadi. Kuasa-Nya yg terjadi. Karena Dia lah Laa ilaaha illallaah. Tidak ada yg mengatur dunia ini kecuali Allah. Saya sangat sangat bersedia untuk diatur. Sebab saya tahu dan meyakini, dgn sabab ilmu yg diteteskan-Nya pada saya, melalui pengajaran para guru, para orang tua, lewat berbagai media, bahwa kalau Allah sudah mengatur, maka aturan-Nya itulah yg terbaik. Laa ilaaha illallaah. Tidak ada aturan yg terbaik kecuali apa-2 yang sudah Allah aturkan.
Laa ilaaha illallaah. Tidak ada Tuhan selain Allah. Tidak ada pemain di dunia ini, kecuali Allah, yg memainkan seluruh peraturan, sebab peraturan adalah peraturan-Nya, dan segala kuasa adalah Kuasa-Nya.
Dgn berpikiran seperti ini, yg harus saya lakukan adalah menyadari semua itu, pasrah berserah diri untuk ikut di dlm aturan-Nya dan mengikutinya sepenuh hati dgn kekuatan penuh. Tidak setengah-setengah. Laa ilaaha illallaah. Tidak ada kehidupan kecuali untuk-Nya. 
Saya melihat, kegagalan para pencari dunia, baik di tahapan mencari dunia, atau di tahapan menikmati dan mengelola dunia, adalah aktifitasnya tidak dia lakukan karena Allah dan untuk Allah. Andai dia punya visi misi li i’laa-i kalimaatillaah, untuk meninggikan kalimat Allah, maka tidak ada pernah kegagalan baginya…


Sampe sini, SAYA MEMBACA ULANG TULISAN INI. Tulisan yang dijadikan esai-esai Kuliah Tauhid di KuliahOnline Wisatahati.
Ya, saya membaca ulang apa yang saya tulis. Dari atas, sampai bait ini. 
SAYA TIDAK PERCAYA YANG SAYA TULIS. Benarkah yang saya tulis ini? Sehebat itukah tauhid saya? Tambah ga percaya lagi, bahwa saya sedang mengajar lewat esai ini, Kuliah Tauhid kepada seluruh peserta KuliahOnline.
Adduh, andai benar, saya benar-benar memohon Allah menjadikannya menjadi bait-bait doa agar apa yg tertulis menjadi kenyataan. Allah bimbing saya untuk mencari dunia dengan baik, dan memanfaatkannya dengan baik untuk kepentingan agama-Nya, dan hanya di jalan-Nya. Allah bimbing saya untuk senantiasa mensyukuri segala nikmat, dan meyakini bahwa Laa ilaaha illallaah, tidak ada sesuatu yang harus dikejar kecuali diri-Nya semata. Yang dgn demikian tidak seharusnya pencarian dunia, berhenti di sebatas mencari dunia itu saja. Terus dikonsentrasikan di pembesaran asma-Nya, di perbesaran manfaatnya.
SAYA MELIHAT DIRI SAYA. Ya, saya melihat saya! Saya masuk ke kehidupan saya… Dan saya menemukan diri ini masih jauh dari tulisan di atas. Teramat jauh. Jauuuuuuuuuuhhhh… 
Duh, apa sanggup saya menuliskannya lagi bait-bait yang masih menari di hati ini?
Saya ingin berteriak kepada diri saya, tunjukkan kalau Anda benar! 
Lagi. Saya melihat diri saya lagi. Wuh, benar! Jauh. Lihat saja. Allah memanggil saya. Memanggil dengan azan. Lihat, saya tidak bergeming. Apakah ini yang disebut Laa ilaaha illallaah? Tidak ada urusan --harusnya-- kecuali urusan-Nya Allah yang harus lebih kita urus? Nyatanya, saya masih menomorduakan panggilan Allah.
Saya tahu Allah bakal datang. Sebab waktu shalat betul-betul sebentar lagi datang. Tapi saya malah masih nulis, bukan siap-siap menyambut kedatangan-Nya. Dan tidak pagi tidak siang tidak malam, di setiap waktu shalat, saya tahu jadwal shalat. Lalu, bukannya malah menunggu kedatangan Allah, malah jadi Allah yang menunggu saya! 
Duh duh duh, lebih pantas rasanya saya menangisi diri ini.
Wahai Kamu! (Begitu saya seharusnya menunjuk hidung saya sendiri dengan jari). Kalau Kamu benar tauhidnya, perlakukan Allah dengan benar. Perhatikan DIA. Tegakkan tauhid dalam kehidupan Kamu! Jangan ada yg laen di hati Kamu, kecuali Allah. Jika ada urusan dunia, lalu Allah datang memanggil, ya segera tinggal saja. Tidak ada yang lebih penting di dunia ini kecuali menegakkan shalat. Maka bahagian menanti berkumandangnya azan adalah hal yang mestinya menjadi hal yang luar biasa.
Saya ingin berteriak kepada diri saya, buktikan kalau Anda benar! Benar tauhidnya. Benar sudah mengatakan Laa ilaaha illallaah. Nyatanya? Belum tuh.  Loh loh loh… Ntar dulu... 
Sebenarnya, sedang dialog sendirian, nengajar… Atau sedang menulis sih? 
Maaf wahai tanganku, saya sedang berdialog dengan diri sendiri.   Biarkan. 
Biarkan ia terus menulis sekenanya.   Sesukanya.
Ya. Saya melihat saya. Jauh benar dari menjadikan Allah sebagai tujuan hidup. Ketika mencari dunia, mau bersusah payah. Tapi giliran beribadah, gampang benar teriak lelah. Shalat sunnah tidak dipaksakan untuk ditegakkan. Shalat berjamaah tidak dipaksakan untuk dikejar di shaf yang pertama. Kehadiran diri tidak digunakan untuk kepentingan sesama. Setidaknya belum dimaksimalkan potensinya untuk ditujukan pada sebesar-2nya kepentingan sesama, dan agama. Keluarga masih terabaikan.


Kurangnya… banyak. 
Itulah. Saya melihat saya. 
Tapi, Laa ilaaha illallaah
Tidak ada yang mengajarkan ilmu dan memberikan kesempurnaan langkah kecuali Allah. Maka saya menghibur diri  ini, Laa ilaaha illallaah. Biarlah Allah membimbing saya terus, sehingga bisa menjadi hamba-Nya yg sesuai dgn apa yg digariskan-Nya.
Ah dunia. Saya tulis buku ini agar saya tidak susah mencari kamu wahai dunia. Tapi saya ingatkan juga diri saya, bahwa kamu itu tidak penting. Laa ilaaha illallaah. Tidak ada yang lebih penting kecuali Allah.
Saya tulis buku ini, sebab kasihan melihat diri saya yang sering kesusahan mencari dunia untuk menjaga kehormatan dan kemuliaan diri. Tapi betapapun, saya hidup di dunia ini. Rasul pun mengajarkan doa agar kita memohon kepada Allah agar Allah membaguskan dunia kita sebab di sini kita hidup. SAYA BERTUHAN ALLAH. MENGAPA setelah tuhan saya adalah Allah, dan Allah adalah pemilik segala apa yang ada di dunia ini, LALU HIDUP SAYA TETAP SUSAH? Atau merasa susah? Itu tandanya saya belum benar-benar bertuhan Allah. Itu saja.
Eh saya, ayo maju terus! Sempurnakan terus ilmu dan ikhtiarmu. Jangan lupa terus memohon bimbingan dari Allah.
Udah mau shubuh tuh. Ayo mandi. Siap-siap menuju masjid. Katakan kepada dunia, bahwa kamu mau shalat shubuhan dulu. Kalau shalat shubuh sudah tidak disiplin, jangan harap ini menjadi awal hari yang baik, untuk dunia kamu, untuk urusan permasalahan kamu, untuk segala hajat kamu…

Penghinaan Terhadap Nabi (Lanjutan 2)

 


Tidak di dalam gambarnya, maksudnya tidak didalam raut mukanya karena wajah Muhammad adalah wajah yang bercahaya, bersih, indah dan suci. Wajah beliau lebih agung sinar dan cahayanya dari pada rembulan di malam purnama.
Wajah Nabi memancarkan kemurahan, keceriaan, kebahagiaan dan toleransi. Wajah beliau sangat tampan dan menawan hati setiap orang yang memandangnya. Tidak di dalam rumusnya, karena Nabi Muhammad bukan tidak pernah memukul seorangpun selama hidupnya, tidak pada istrinya dan tidak pula  pada yang lain. Aisyah istri Rasulullah mengatakan ”Rasulullah tidak pernah diberi pilihan oleh Allah diantara dua perkara melainkan beliau mengambil yang paling mudah selama itu tidak dosa, maka jika hal itu dosa, maka beliau adalah orang yang paling menjauh darinya. Dan Rasulullah tidak pernah membalas dendam  untuk dirinya kecuali jika kehormatan Allah SWT, dilecehkan maka beliau membalas dendam karenanya untuk Allah.” (HR.  Bukhari dan Muslim).
Sesungguhnya termasuk amat disayang dan celaka atas harian Denmark dan atas pemerintah Denmark bila pengetahuannya tentang Muhammad Rasulullah hanyalah sebatas apa yang mereka jadikan sebagai bahan olok-olokan yaitu sesuatu yang dibisikkan oleh jika mereka yang jahat. Maha besar Allah dalam firman-Nya:


“Alangkah besarnya penyesalan hamba-hamba itu, tiada datang seorang Rosulpun kepada mereka melainkan mereka selalu mengolok-olok”(QS. Yasin:30) 


...
...
Kami serukan kepada mereka yang memperolok-olok Rasulullah dan orang-orang non muslim lainnya agar menelaah sejarah perjalanan hidup Rasulullah supaya mengetahui kesempurnaan manusia ada pada pribadi Rasulullah. Allah SWT, menasehatkan kepada kalian dalam firman-Nya,


“Katakanlah: Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri;kemudian kamu pikirkan(tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun kepada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi)adzab yang keras. ”(QS. Saba’ : 46)






Kedua, Memperolok-olok Nabi tidak menambah dunia ini kecuali kesengsaraan.
Tidak diragukan lagi bahwa dunia sekarang in mengalami berbagai macam goncangan hebat:darah berceceran dan nyawa melayang karena kedzaliman dan permusuhan. Suatu kondisi yang menjadikan kita sangat membutuhkan upaya menyebarkan sebab-sebab kedamaian dan keadilan khususnya menghormati syariat-syariat samawi dan menghormati para Nabi dan Rasul.
Sesungguhnya perilaku permusuhan dan Denmark tidaklah akan menambah alam ini melainkan celaka dan sengsara. Yang demikian itu karena kita semua sangat membutuhkan sumber-sumber rahmat dan hidayah yang telah dimudahkan oleh Allah, melalui tangan utusan-Nya , Muhammad maka orang-orang yang memperolok dan orang-orang yang mencoreg hakekat kehidupan dan risalahnya adalah bagaikan orang yang menghalangi manusia dari kebaikan dan menghalangi dunia ini dari ketenangan dan ketentraman.
Sekelompok manusia seperti ini telah diancam oleh Allah SWT, dalam kitab sucinya karena buruknya perilaku.



“. . . Dan celakalah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih (yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan akherat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan engiginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh. ”
(QS. Ibrahim:2-3)
Sesungguhnya sangat disayangkan kondisi kemanusiaan pada hari ini,  pada saat mencapai puncak kemajuan diberbagai macam bidang ilmu dunia, datang suara-suara sumbang dan pikiran-pikiran rendah dari pusat-pusat kota yang mengaku sebagai pusat peradaban modern!!
Ketiga, Klaim kebebasab mengungkapkan pendapat tidak diperkenankan menyakiti seorangpun. Klaim harian Jyllands-Posten tentang kebebasab menyatakan kebebasan pendapat dalam pemuatannya terhadap gambar-gambar yang dimaksudkan menghina Muhammad adalah klaim yang tidak bisa diterima dan tidak bisa dibenarkan karena UUD dunia dan peraturannya mengukuhkan untuk menghormati para Rasul, menghormati syariat-syariatsamawi, menghormati orang lain dan tidak boleh mencela mereka tanpa bukti.
Tidak diragukan lagi bahwa  apa yang dimuat oleh harian tersebut sangat menyakiti lebih dari Dua Ratus Ribu warga Denmark dan menyakiti lebih dari 1 milyard 300 juta manusia, dan masih ditambah lagi dengan selain berfikir obyektif dari pemeluk agama-agama lain. Semuanya mengagungkan Rasulullah Muhammad. Perbuatan Denmark tersebut akan tetap menyakitkan hati kaum muslimin. Selama dimuka bumi ini ada kehidupan. Dan Denmark selama ia tidak memperbaiki perbuatannya ini akan tetap menjadi sumber permusuhan terhadap para Rasul dan syariat-syariat samawi yang berarti  membuat denmark jatuh dan rendah meartabatnya dan akan melahirkan permusuhan dari kaum muslimin dan dari setiap orang yang berfikir waras terhadap semua yang berbau Denmark. 


Keempat, Pelecehan ini tidak membantu kepentingan Denmark dan kepentingan Eropa. Sesungguhnya orang-orang yang berakal di negeri-negeri barat yang Nashrani hendaklah mengetahui sikap dengan serius  karea Saud adalah pasar kami yang terbesar di Timur tengah. Dia menambahkan sesungguhnya ketakutan dan kekalutan adalah induk dari sikap kami. Ini baru Saudi, bagaimana seandainya seluruh dunia Islam bersepakat untuk pemboikotan ini.
Marilah kita menggunakan senjata ini untuk menghadapi musuh-musuh agama kita, dan umat kita yang sangat mengunakan dan mendewakan menteri agar mereka merasa bahwa kita masih hidup, dan umat ini belum lah mati, dan tidak akan mati dengan izin Allah SWT. Sesungguhnya pemboikotn ini memiliki makna-makna lain selain  makna ekonomi, yaitu ia adalah mendidik kembali umat ini untuk terbatas dari ketergantungan dan penghambaan kepada produk-produk umat lain. Yang mereka ajarkan agar umat ini ketagihan kepada barang-barang yang tidak bermanfaat bahkan banyak memberikan madharat kepada umat Islam. Diantara makna lain adalah mengumandangkan prinsip persaudaraan damal Islam dan kesatuan umat serta kecemburuan terhadap setiap yang menjadi simbol Islam dan umat Islam apalagi itu Rasul kita yang mulai.


Sesungguhnya pemboikotan ekonomi adalah kewajiban terendah yang kita lakukan untuk kekasih kita Muhmmad Maka dinamakan kita jika dibandngkan dengan sahabat-sahabat kecil (Mu’adz dan Mu’awwidz) pada perang Badar yang bertanya kepada Abdurahman bin ‘Auf, ”Hai paman ! mana Abu Jahal! Kami mendengar  katanya ia telah mencaci maki Nabi di Makkah!Maka tidaklah kami selamat jika Abu Jahal selamat. ”Siapakah mereka berdua?Sesungguhnya mereka adalah anak-anak sahabat yang telah tertancap rasa cinta kepada Nabi didalam  dada mereka. Maka dinamakan kecintaan kita kepada beliau?

BACA ARTIKEL SELANJUTNYA KLIK DISINI BACA TULISAN SEBELUMNYA KLIK DISINI

RAMADHAN 2014
tags : 
soliriza
solirizafb

Artikel Idul Adha 2015 : "Menumbuhkan Jiwa Berqurban"

 



“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dijalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi disisi Allah dan itu orang-orang yang mendapatkan kemenangan”.(Q.S.  At-Taubah:20)dapatkan kumpulan DP BBM TERBARU, klik disini

www.inoaGroup.com

Menyambut Idul Adha 2015

"Menumbuhkan Jiwa Berqurban"

  Oleh : Imam Hanafi Soebagyo

edit : Soli InoaGroup.com



Tanggal  10 Dzulhijjah adalah disebut juga Hari Raya Qurban, sebagaimana diperintahkan oleh Allah Swt.  Untuk menyembelih putranya yang bernama Ismail.
Allah menguji keiklhlasan Nabi Ibrahim As yaitu dengan perintah agar menyembelih putra satu-satunya yang amat disayanginya dan ternyata Nabi Ibrahim benar-benar ikhlas melakukannya, yang kemudian Allah swt.  Menggantikannya dengan seekor domba.
Qurban dimaksud adalah qurban khusus dan hanya dilakukan setahun sekali setiap bulan Dzulhijjah , itupun hanya kepada orang-orang yang mampu melakukannya.
Namun “qurban” yang dimaksud dalam surat at-Taubah ayat 20 tersebut diatas adalah merupakan qurban dalam arti yang sangat luas. Dan oleh sebab itu perlu adanya bimbingan dari para ahlinya (Mubaligh/Ulama) agar tidak salah sasaran dan sekaligus untuk menumbuhkan  jiwa berqurban bagi umat Islam pada umunya.  Qurban dimaksud sifatnya tidak sesaat, seperti qurban menyembelih hewan, tetepi merupakan qurban dalam waktu yang sangat lama selama dunia belum Qiamat.

Setiap orang yang beriman diwajibkan berjuang dan mengorbankan segala potensi yang ada pada dirinya, baik harta benda, tenaga dan fikirannya dan bahkan jiwanya sekalipun.


Para sahabat,  adalah merupakan pribadi-pribadi yang siap berjuang dan berkorban dengan segala potensi yang mereka miliki dan mereka telah mendapat bimbingan langsung dari Rassulullah SAW. 

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menumbuhkan jiwa  dan berjuang dijalan Allah serta lebih memperkuat iman, kita perlu:




Pertama:
Meyakini dan memahami akidah  Islamiyah dengan keyakinan yang mantap disertai ddengan pengalaman yang baik sehingga dengan demikian  keimanan akan tumbuh menjadi lebih kuat. Dengan kekuatan iman inilah seseorang akan lebih mantap dan disertai dengan jiwa yang kokoh pula ia akan punya daya juang yang teguh, sehingga jiwanya tak tergoyahkan oleh rintangan apapun yang menghadangnya.  Di tambah dengan suatu keyakinan, bahwa yang memberi rezeki adalah Allah, Dia adalah yang menghidupkan dan mematikan. Jika hal-hal tersebut sudah tertanam dalam hati seseorang, maka dia tidak gentar menghadapi apapun, tidak ada rasa was-was, rasa takut ataupun khawatir.
Terlebih apabila seseorang telah meyakini, bahwa yang menjadi backing adalah Allah Yang Maha Kuasa , Maha Perkasa, MahaKaya, Maha Besar dan seterusnya, maka seseorang itu akan selalu tabah, tatag tan tanggon dalam berjihad dijalan Allah. Dan dalam hal ini Allah Swt telah berjanji untuk membela siapa saja yang mau membela agama-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam surat at-Taubah ayat :13 sbb:
Artinya:” Mengapakah kamu takut kepada mereka, padahal Allah-lah yang berhak untuk ditakuti, jika kamu benar-benar yang beriman?”
Kedua
Memahami syariat Islam, bahwa Allah swt akan memberi kebahagiaan tidak hanya didunia.  Namun juga diakherat denhan syarat harus benar-benar taqwa kepada-nya.
Sebaliknya siapa saja yang tidak mengikuti aturan-nya(Qur’an) maka akan jauh dari kebahagiaan itu, bahkan nanti tempatnya adalah dineraka dan itulah seburuk-buruknya tempat kembali.
Taqwa yang beerarti melakukan perintah-perintah (Allah Swt) dan menjauhi semua larangan-Nya. Perlu kita sadari dengan sesadar-sadarnya bahwa dunia ini adalah” Ladanng Akherat” dan untuk itu mari kita mengolah ladang itu, ditanami dengan tanam-tanaman yang baik dan bermanfaat sehingga Insya Allah kita akan memetik hasilnya sebagai kenikmatan yang tiada terukur, yaitu surga dan tanaman itu tiada lain adalah amal, amal shalih yang ikhlas hanya mencari ridho Allah semata.

Ketiga
Akherat itu lebih baik dari pada dunia, demikianlah firman Allah Swt dalam surat Ad-Dhu ayat:4 “sesungguhnya akherat itu lebih baik dari pada dunia. oleh karenanya perhatian seorang Muslim tidak lain adalah kehidupan akherat, dengan tanpa melupakan kehidupan dunia. Bekrja dengan rajin untuk mendapatkan rezeki Allah untuk sarana ibadah kepada-Nya semata. Dengan bermodalkan iman, mencintai Allah dan Rasul-Nya, berniat ibadah dengan tulus mencari ridha Allah semata insyaAllah kebahagiaan akherat akan didapat. Allah swt.  Telah berfirman :” Dan carilah apa yang telah dianugerahkan kepadamu(kebahagiaan)negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari(kenikmatan)duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlahkamu berbuat kerusakan dimuka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”(Q. S.  al Qashash:77)
Keempat
Menghindari keterpautan hati dengan dunia. Segala anugerah dan apa yang didapat dari kenikmatan duniawi, hanya dipergunakan sebagai wasilah, sarana untuk mencapai kebahagiaan akherat
Rasulullah Saw memberikan pesan “Jadikanlah kehidupan di dunia ini laksana orang mengembara atau hanya sekedar lewat”. (HR. Bukhari)
Tidak sepantasnya orang muslim menjadikan dunia ini sebagai tempat tinggal, sehingga terlena dengankenikmatan dunia yang hanya sekejab. Pada haketkatnya kehidupan akheratnya yang menjadi tujuan.
Allah berfirman :”Hai,  orang-orang yang beriman, takutlah kepada Allah dan hendaklah (tiap-tiap)orang memperhatikan apa yang telah diusahakanya untuk besok(hari akherat)dan takutlah kepada Allah”. (QS. al Hassyr:18)
Sanggat indah apa yang dikatakan oleh Yahya bin Mubadz ar Raazi:” Dunia adalah kharnya setan, barang siapa yang mabuk kerenanya, ia tak pernah sadar, kecuali ketika ajal telah menjempunya”.
Kelima
Meyakini bahwa Islam adalah agama yang menyebarkan kasih sayang dan rahmat bagi seluruh alam seperti firman Allah:”Kami tiada mengutus engkau (ya Muhammad),  melinkan menjadi rahmat untuk seluruh “alam”(QS. Al Anbiya’:107)
Rasul SAW terus berjuang dan berjuang, pengorbanan demi pengorbanan untuk mencapai tujuan tersebut, membuat dirinya benar-benar bisa menjadi rahmat bagi seluruh “alam “. Beliau sangat patuh, ta’at atas perintah Allah.

Baca Juga Artikel Lainnya :

Back to top