“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad
dijalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi disisi
Allah dan itu orang-orang yang mendapatkan kemenangan”.(Q.S.
At-Taubah:20). dapatkan kumpulan DP BBM TERBARU, klik disini
Tanggal
10 Dzulhijjah adalah disebut juga Hari Raya Qurban, sebagaimana
diperintahkan oleh Allah Swt. Untuk menyembelih putranya yang bernama
Ismail.
Allah
menguji keiklhlasan Nabi Ibrahim As yaitu dengan perintah agar menyembelih
putra satu-satunya yang amat disayanginya dan ternyata Nabi Ibrahim benar-benar
ikhlas melakukannya, yang kemudian Allah swt. Menggantikannya dengan
seekor domba.
Qurban
dimaksud adalah qurban khusus dan hanya dilakukan setahun sekali setiap bulan
Dzulhijjah , itupun hanya kepada orang-orang yang mampu melakukannya.
Namun
“qurban” yang dimaksud dalam surat at-Taubah ayat 20 tersebut diatas adalah
merupakan qurban dalam arti yang sangat luas. Dan oleh sebab itu perlu adanya
bimbingan dari para ahlinya (Mubaligh/Ulama) agar tidak salah sasaran dan
sekaligus untuk menumbuhkan jiwa berqurban bagi umat Islam pada umunya.
Qurban dimaksud sifatnya tidak sesaat, seperti qurban menyembelih hewan,
tetepi merupakan qurban dalam waktu yang sangat lama selama dunia belum Qiamat.
Setiap orang yang beriman diwajibkan berjuang dan mengorbankan segala potensi yang ada pada dirinya, baik harta benda, tenaga dan fikirannya dan bahkan jiwanya sekalipun.
Para
sahabat, adalah merupakan pribadi-pribadi yang siap berjuang dan
berkorban dengan segala potensi yang mereka miliki dan mereka telah mendapat
bimbingan langsung dari Rassulullah SAW.
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menumbuhkan jiwa dan berjuang dijalan Allah serta lebih memperkuat iman, kita perlu:
Pertama:
Meyakini
dan memahami akidah Islamiyah dengan keyakinan yang mantap disertai
ddengan pengalaman yang baik sehingga dengan demikian keimanan akan
tumbuh menjadi lebih kuat. Dengan kekuatan iman inilah seseorang akan lebih
mantap dan disertai dengan jiwa yang kokoh pula ia akan punya daya juang yang
teguh, sehingga jiwanya tak tergoyahkan oleh rintangan apapun yang
menghadangnya. Di tambah dengan suatu keyakinan, bahwa yang memberi
rezeki adalah Allah, Dia adalah yang menghidupkan dan mematikan. Jika hal-hal
tersebut sudah tertanam dalam hati seseorang, maka dia tidak gentar menghadapi
apapun, tidak ada rasa was-was, rasa takut ataupun khawatir.
Terlebih
apabila seseorang telah meyakini, bahwa yang menjadi backing adalah Allah Yang
Maha Kuasa , Maha Perkasa, MahaKaya, Maha Besar dan seterusnya, maka seseorang
itu akan selalu tabah, tatag tan tanggon dalam berjihad dijalan Allah. Dan
dalam hal ini Allah Swt telah berjanji untuk membela siapa saja yang mau
membela agama-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam surat at-Taubah ayat :13 sbb:
Artinya:”
Mengapakah kamu takut kepada mereka, padahal Allah-lah yang berhak untuk
ditakuti, jika kamu benar-benar yang beriman?”
Kedua
Memahami
syariat Islam, bahwa Allah swt akan memberi kebahagiaan tidak hanya
didunia. Namun juga diakherat denhan syarat harus benar-benar taqwa
kepada-nya.
Sebaliknya
siapa saja yang tidak mengikuti aturan-nya(Qur’an) maka akan jauh dari
kebahagiaan itu, bahkan nanti tempatnya adalah dineraka dan itulah
seburuk-buruknya tempat kembali.
Taqwa
yang beerarti melakukan perintah-perintah (Allah Swt) dan menjauhi semua
larangan-Nya. Perlu kita sadari dengan sesadar-sadarnya bahwa dunia ini adalah”
Ladanng Akherat” dan untuk itu mari kita mengolah ladang itu, ditanami dengan
tanam-tanaman yang baik dan bermanfaat sehingga Insya Allah kita akan memetik
hasilnya sebagai kenikmatan yang tiada terukur, yaitu surga dan tanaman itu
tiada lain adalah amal, amal shalih yang ikhlas hanya mencari ridho Allah
semata.
Akherat
itu lebih baik dari pada dunia, demikianlah firman Allah Swt dalam surat Ad-Dhu
ayat:4 “sesungguhnya akherat itu lebih baik dari pada dunia. oleh karenanya
perhatian seorang Muslim tidak lain adalah kehidupan akherat, dengan tanpa
melupakan kehidupan dunia. Bekrja dengan rajin untuk mendapatkan rezeki Allah
untuk sarana ibadah kepada-Nya semata. Dengan bermodalkan iman, mencintai Allah
dan Rasul-Nya, berniat ibadah dengan tulus mencari ridha Allah semata
insyaAllah kebahagiaan akherat akan didapat. Allah swt. Telah
berfirman :” Dan carilah apa yang telah dianugerahkan
kepadamu(kebahagiaan)negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu
dari(kenikmatan)duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu dan janganlahkamu berbuat kerusakan dimuka bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”(Q.
S. al Qashash:77)
Keempat
Menghindari
keterpautan hati dengan dunia. Segala anugerah dan apa yang didapat dari
kenikmatan duniawi, hanya dipergunakan sebagai wasilah, sarana untuk mencapai
kebahagiaan akherat
Rasulullah
Saw memberikan pesan “Jadikanlah kehidupan di dunia ini laksana orang
mengembara atau hanya sekedar lewat”. (HR. Bukhari)
Tidak
sepantasnya orang muslim menjadikan dunia ini sebagai tempat tinggal, sehingga
terlena dengankenikmatan dunia yang hanya sekejab. Pada haketkatnya kehidupan
akheratnya yang menjadi tujuan.
Allah
berfirman :”Hai, orang-orang yang beriman, takutlah kepada Allah dan
hendaklah (tiap-tiap)orang memperhatikan apa yang telah diusahakanya untuk
besok(hari akherat)dan takutlah kepada Allah”. (QS. al Hassyr:18)
Sanggat
indah apa yang dikatakan oleh Yahya bin Mubadz ar Raazi:” Dunia adalah kharnya
setan, barang siapa yang mabuk kerenanya, ia tak pernah sadar, kecuali ketika
ajal telah menjempunya”.
Kelima
Meyakini
bahwa Islam adalah agama yang menyebarkan kasih sayang dan rahmat bagi seluruh
alam seperti firman Allah:”Kami tiada mengutus engkau (ya
Muhammad), melinkan menjadi rahmat untuk seluruh “alam”(QS. Al
Anbiya’:107)
Rasul
SAW terus berjuang dan berjuang, pengorbanan demi pengorbanan untuk mencapai
tujuan tersebut, membuat dirinya benar-benar bisa menjadi rahmat bagi seluruh
“alam “. Beliau sangat patuh, ta’at atas perintah Allah.