InoaGroup.com - Arti kata makempal masih belum banyak yang mengetahuinya, saat mendengar Pidato Bahasa Jawa sering kali dalam beberapa acara kita mendengar kata “Makempal”, jujur saya akui dulu sebelum mengetahui makna sebenarnya saya sendiri sering menggunakan kata “Makempal” itu ketika harus berbicara dalam acara-acara yang diadakan baik saat menjadi Pembawa Acara maupun saat berpidato atau menjadi pembicara yang acaranya menggunakan Bahasa Jawa. Setelah mengetahuinya saya menghindari kata tersebut, bukannya menggurui tapi niat saya sekedar berbagi sebaiknya mulai menghindari kata tersebut mengingat masih banyak yang menganggap bahwa arti “makempal” adalah bahasa halus dari ngumpul (ngoko) atau ngempal (krama alus). Kata ngempal itu sudah sangat halus. Barangkali mereka menganggap kalau kata ngempal itu kurang halus dan harus diberi semacam awalan. BACA JUGA : Menghasilkan Uang dari Internet Tidak Bisa Cepat? Benarkah, KLIK DISINI
Tema
"JudulDisini"
Oleh : Soli InoaGroup.com
Ahli Sesorah Jogja MW Projosaputro dikutip
oleh HarianJogja.com pada Selasa (26/4/2016) mengatakan pengaruh alkulturasi
budaya dan modernisasi mengakibatkan adanya penyimpangan dalam sesorah. “Penyimpangan
bahasa juga terjadi. Ini banyak ditemukan saat MC (Master of Ceremony) sesorah di acara-acara resmi,” kata MW
Projosaputro dia di sela-sela pelatihan Sesorah Jawa Kecamatan Jetis. Dia
menyontohkan, kata “tedhak sungging” yang seringkali dilafalkan dalam sebuah
acara. Padahal, makna sebenarnya adalah selingkuh. Juga kata “makempal padahal
makna makempal sesungguhnya adalah bersetubuh,” katanya. Projo mengatakan
kesalahan itu kerap kali terjadi karena pembicara hanya mengejar keindahan
bahasa (gaya tutur) tetapi melupakan makna sesungguhnya. Selain itu, terdapat
juga campur aduk antara bahasa Jawa Jogja dengan Surakarta dalam sesorah.
Seperti istilah kawulo (surakarta) dan kulo (Jogja). Untuk meluruskan
sesorah-sesorah yang menyimpang, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)
Jogja menggelar Pembinaan Sesorah Bahasa Jawa selama April 2016. Kegiatan
tersebut digelar di lima kecamatan berbeda, Wirobrajan, Gondomanan,
Gedongtengen, Kotagede dan Jetis. Selain meluruskan penyimpangan yang terjadi,
kegiatan tersebut juga bertujuan untuk melestarikan budaya sesorah.
Dalam bahasa Jawa (krama), makempal bermakna
bersenggama. Kegiatan seks yang biasanya dilakukan oleh suami istri.
Sedangkan ngempal bermakna berkumpul.
Beberapa orang yang sudah tahu sering memakai hangempal yang
maknanya juga berkumpul. Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Th Suharti saat
menjadi juri dalam acara Festival Desa Wisata di Desa Bejiharjo, Gunung Kidul “Nuwun sewu, bapak ibu. Menawi kita sedaya wonten mriki
sesarengan menika sanes makempal. Menawi makempal menika njih menawi bapak
utawi ibu wonten ing nglebet kamar lan kedah kalian garwanipun
piyambak-piyambak. Cekap ngendika ngempal utawi hangempal. Sanes makempal, njih
”, Kata ibu Th Suharti saat memberikan masukan dan kritikan. Saat
itu pun para tokoh terbahak-bahak. Mereka baru menyadari kalau ternyata yang
mereka katakan selama ini salah. BACA JUGA : Kisah Unik Seorang Pelajar Hasilkan 25 Juta Per Bulan Dari Internet
Arti kata makempal yang masih sering salah dipahami sering digunakan oleh MC/pranata adicara misalnnya “Matur nuwun dumateng para rawuh ingkang sampun kersa rawuh ing papan mriki. Dinten punika, kita sami makempal saperlu ngawontenaken sembayangan sesarengan…….”. itu salah satunya. Wah kalau diartikan dengan arti sebenarnya akan sangat lucu mengajak MC mengajak para tamu makempal bersama-sama, tentunya ini membuat kita tertawa jika sudah tahu artinya, haha bisa gawat. Sekian artikel tentang arti kata makempal, semoga bermanfaat KAMI BERBAGI KARENA KAMI PEDULI, SHARE ARTIKEL INI JIKA MENURUT ANDA BISA BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN, KLIK TOMBOL SHARE DI BAWAH INI
Baca Juga Artikel Lainnya :
No comments:
Post a Comment